Hong Kong Bergolak Lagi, 200 Demonstran Ditangkap

CNN Indonesia
Senin, 11 Mei 2020 20:54 WIB
A riot police points the pepper spray to journalists as pro-democracy activists gather outside a shopping mall during the Labor Day in Hong Kong, Friday, May 1, 2020 amid an outbreak of the new coronavirus. May Day usually brings rallies and celebrations rallies marking international Labor Day. This year it's a bitter reminder of how much has been lost for the millions left idle or thrown out of work thanks to the coronavirus pandemic. (AP Photo/Kin Cheung)
Ilustrasi demonstran berhadapan dengan polisi Hong Kong. (AP/Kin Cheung)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Hong Kong menangkap lebih dari 200 demonstran yang berunjuk rasa pada Minggu malam (10/5) pekan lalu, di tengah kondisi wabah virus corona.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (11/5), kepolisian Hong Kong menangkap para demonstran pada tengah malam setelah membubarkan massa tetap berunjuk rasa setelah berulang kali diberi peringatan.


Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan dan membangun penghalang untuk memblokir jalan di distrik Mongkok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat kabar Apple Daily mengatakan lebih dari 200 orang ditangkap pada Minggu malam. Sementara surat kabar South China Morning Post memperkirakan lebih dari 250 orang ditahan.

Keduanya mengutip sumber anonim. Kepolisian Hong Kong kemungkinan akan terlebih dulu informasi tentang penangkapan dan diperkirakan akan merilis data pada malam ini waktu setempat.

Aksi unjuk rasa pada malam hari itu mengikuti beberapa protes di sejumlah pusat perbelanjaan di Hong Kong. Para pengunjuk rasa masih menuntut aspirasi yang sama, yakni jaminan praktik demokrasi di pemerintahan Hong Kong dan penyelidikan atas dugaan kebrutalan polisi dalam menangani demonstrasi.

Baru-baru ini pemerintah Hong Kong memutuskan mengizinkan pertemuan publik hingga delapan orang, naik dari sebelumnya hanya empat orang, untuk mencegah penyebaran virus corona.


Protes tersebut dipicu oleh RUU ekstradisi, yang sudah dibatalkan, yang memungkinkan tersangka tindak kejahatan dikirim ke daratan China untuk diadili.

Sistem peradilan China dinilai lebih suram daripada Hong Kong dan tidak menjamin hak yang sama terhadap terdakwa.

Tahun lalu, ratusan ribu orang berdemonstrasi di Hong Kong. Sepanjang 2019, Hong Kong terus bergejolak, dan aksi demo kerap berujung bentrok dengan polisi atau kelompok masyarakat yang dinilai pro China.

Dalam bentrokan tersebut, pengunjuk rasa melemparkan bom molotov, yang dibalas polisi dengan menyemprotkan gas air mata dan menembakkan peluru karet.

Gerakan pro-demokrasi itu sempat membuat Hong Kong lumpuh, dan bahkan membuat anjlok kondisi perekonomian setempat. Aksi itu terhenti akibat wabah virus corona.


Meski begitu, seiring tren kasus yang menurun, diperkirakan demonstran akan kembali menyuarakan tuntutan mereka dan Hong Kong bisa kembali bergejolak. (ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER