Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Wuhan, China akan melakukan tes virus corona dalam waktu 10 hari ke depan terhadap sekitar 11 juta warga di tengah kekhawatiran munculan gelombang kedua pandemi Covid-19.
Kantor berita milik pemerintah,
The Paper, melaporkan pihak berwenang mengumumkan rencana pengujian dalam sebuah 'pemberitahuan darurat' pada Senin (11/5).
"Setelah melalui serangkaian penelitian, diputuskan untuk melakukan 'pertempuran tes corona selama 10 hari' untuk mengidentifikasi kasus virus corona baru di Wuhan," tulis laporan tersebut seperti dilansir
CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap distrik akan membuat pengaturan untuk rencana pengetesan asam nukleat dalam yuridiksinya dalam periode 10 hari."
Upaya pengetesan massal ini dilakukan untuk merespons laporan enam kasus baru virus corona yang kembali muncul di Wuhan pada pekan lalu. Laporan tersebut merupakan yang pertama setelah Wuhan mencatat nihil kasus corona selama sebulan terakhir.
Pihak berwenang setempat melaporkan kelima kasus baru tersebut berasal dari kompleks perumahan yang sama. Salah satu diantara pasien diketahui sebagai istri dari seorang pasien berusia 89 tahun yang sehari sebelumnya juga terinfeksi virus corona.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian Insert Artikel - Waspada Virus Corona |
"Saat ini tugas pencegahan dan pengendalian pandemi di kota ini masih sangat berat. Kita harus dengan tegas mengandung risiko kasus baru kembali," tulis otoritas setempat dalam sebuah pernyataan seperti mengutip
Strait Times.
Semua kasus baru diklasifikasikan sebagai infeksi tanpa gejala klinis seperti demam. Sejauh ini belum diketahui jumlah infeksi kasus infeksi corona tanpa gejala karena baru diketahui hasilnya positif setelah menjalani tes.
[Gambas:Video CNN]China sebelumnya tidak memasukkan kasus tanpa gejala ke dalam penghitungan kasus corona. Sekitar ratusan kasus corona tanpa gejala dilaporkan terjadi di Wuhan sejak 8 April lalu.
Hingga kini
Worldometers mencatat China memiliki 82.919 kasus virus corona dengan 4.633 korban jiwa dan 78.171 pasien dinyatakan sembuh.
Pandemi virus corona membuat China menghadapi kritik dari sejumlah negara seperti AS dan Inggris karena dituding menganggap remeh virus dan menyembunyikan informasi ketika pertama kali muncul di Wuhan.
Namun tuduhan tersebut dibantah pemerintah China yang menegaskan pihaknya selalu berkomunikasi kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan negara-negara lain.
(cnn/evn)