Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang penasihat medis terkemuka pemerintah
China, Dr Zhong Nanshan, mengatakan Negeri Tirai Bambu masih menghadapi ancaman gelombang kedua
virus corona (Covid-19) meski dianggap telah mencapai puncak pandemi.
Zhong merupakan ketua sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli medis yang ditunjuk Komisi Kesehatan Nasional (NHC) untuk menyelidiki kemunculan Covid-19 di masa awal penyebaran.
Berdasarkan data Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), hingga saat ini Tiongkok tercatat memiliki lebih dari 82 ribu kasus virus corona dengan 4.634 kematian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tren kasus baru virus corona di China terus menurun. China juga sempat melaporkan nihil kasus baru Covid-19 meski masih terdapat infeksi baru dalam beberapa waktu terakhir.
Di saat tren penularan menurun, China mulai membuka kembali perekonomian dan mencabut serangkaian pembatasan pergerakan termasuk membuka wilayah-wilayah yang sempat diisolasi (
lockdown).
Tempat wisata, sekolah, hingga pabrik-pabrik di seluruh negeri juga mulai beroperasi kembali.
Namun, Zhong menyarankan pemerintahan Presiden Xi Jinping jangan terlena dan cepat berpuas diri.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Ia mengatakan kluster penularan virus corona baru di China mulai bermunculan di seluruh China dalam beberapa pekan terakhir seperti di Kota Wuhan, Kota Jilin, dan Provinsi Heilongjiang.
"Mayoritas masyarakat China saat ini masih rentan terhadap penularan Covid-19 karena kurangnya sistem kekebalan. Kita tengah menghadapi tantangan besar yang menurut saya tidak lebih baik dari negara-negara lainnya saat ini," tutur Zhong dalam wawancara ekslusifnya dengan CNN pada Sabtu pekan lalu.
Kota Jilin disebut sebagai sarang baru penularan corona. Pemerintah China bahkan langsung mengisolasi Jilin setelah muncul laporan kasus Covid-19 baru di kota itu.
Warga Jilin hanya boleh diizinkan meninggalkan kota jika hasil tes virus corona dinyatakan negatif dalam tempo 48 jam terakhir. Jilin merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jilin.
Lockdown diberlakukan lantaran China khawatir kemunculan kasus baru ini memicu gelombang kedua infeksi corona.
Zhong menuturkan tren penurunan kasus corona tak berarti bahwa ancaman virus telah berangsur menghilang.
Ia juga menuturkan tak bisa serta merta mengandalkan vaksin corona yang sampai saat ini masih berusaha dikembangkan banyak pihak.
Zhong menuturkan tiga kandidat vaksin virus corona buatan China memang tengah memasuki tahapan uji klinis. Namun, ia menganggap vaksin dan pengobatan corona "yang sempurna" kemungkinan membutuhkan waktu beberapa tahun lagi.
"Kami harus menguji lagi, lagi, dan lagi dengan menggunakan berbagai jenis vaksin. Masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apa pun terkait jenis vaksin mana yang cocok untuk masing-masing jenis virus corona. Itu sebabnya saya memperkirakan bahwa finalisasi vaksin akan memakan waktu lebih lama," kata Zhong.
(rds/dea)
[Gambas:Video CNN]