Wajah New Normal India, Tiket Kereta Daring hingga Pola Kerja

CNN Indonesia
Senin, 18 Mei 2020 12:13 WIB
Migrant workers walk to board a special train to return to Agra in Uttar Pradesh state, during a nationwide lockdown to curb the spread of new coronavirus, at a railway station in Ahmedabad, in the western Indian state of Gujarat, Saturday, May 2, 2020. India on Friday ran the first train service for thousands of migrant workers desperate to return home since it imposed a nationwide lockdown to control the spread of the coronavirus. Several states, including Rajasthan, Jharkhand, Bihar, Kerala, Maharashtra, Uttar Pradesh, Punjab and Telangana have demanded special trains for returning workers because they couldn't arrange enough buses. Around 1 million migrant workers from Uttar Pradesh are still stranded in other Indian states, state government spokesman, Awanish Awasthi said. (AP Photo/Ajit Solanki)
Layanan kereta api kembali beroperasi di India dengan sejumlah kebijakan ketat bagi penumpang. (Foto: AP Photo/Ajit Solanki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Infeksi virus corona di India memaksa Perdana Menteri Narendra Modi melakukan penguncian wilayah (lockdown) mulai 23 Maret lalu. Pertambahan kasus corona membuat pemerintah tiga kali memperpanjang status lockdown.

Perpanjangan lockdown pertama dilakukan pada 30 April untuk tiga negara bagian yakni Marashta, Punjab, dan Odisha setelah ada penambahan kasus baru corona.

Sementara perpanjangan kedua berlaku nasional hingga 3 Mei lalu. Selama masa lockdown, pemerintah membatasi operasional sektor pelayanan publik, termasuk air, listrik, layanan kesehatan, pemadam kebakaran, hingga toko kelontong.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penerapan lockdown di India tak terlepas dari aksi protes warga lantaran larangan pergerakan memicu serangkaian masalah baru, salah satunya kelaparan hingga warga yang kemiskinan lantaran warga kehilangan pekerjaan.

Setelah kasus corona mulai menurun, pemerintah mulai melonggarkan lockdown dengan membatasi operasional sejumlah sektor di beberapa wilayah. Sejumlah sekolah, perguruan tinggi, bioskop, kantor pos, dan tempat ibadah tetap tutup selama masa pelonggaran lockdown.

Kini, India mulai memasuki masa new normal dengan menerapkan serangkaian kebijakan bagi warga di saat kembali beraktivitas.

Pesan tiket daring hingga aplikasi monitor pergerakan

Mengutip Live Mint, terhitung sejak Senin (11/5) layanan transportasi termasuk kereta api secara bertahap diizinkan beroperasi mulai Selasa (12/5).

Warga yang hendak menggunakan layar transportasi hanya bisa memesan tiket secara daring melalui situs atau aplikasi IRTC. Tak ada penjualan tiket secara langsung di loket stasiun kereta api.

Seluruh warga yang keluar rumah diharuskan untuk mengenakan masker dan memasang aplikasi pelacakan mobilitas, Aarogya Setu dalam ponselnya.

Insert Artikel - Waspada Virus CoronaFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Insert Artikel - Waspada Virus Corona

Selama di perjalanan, sekitar 15 kereta kemungkinan tidak lagi menyediakan selimut bagi para penumpang. Cara ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran virus corona melalui penggunaan selimut bergantian.

Mobilitas transportasi umum di perkotaan kemungkinan besar mengalami perubahan. Ditambah sulitnya menjamin kebersihan dan kesehatan penumpang ketika menumpang kendaraan umum.

Dilansir New Indian Express, di sektor bisnis makanan para pemilik diminta untuk mengurangi setengah dari kapasitas kursi di restoran mereka.

Sementara penggunaan pendingin ruangan tidak disarankan. Pelanggan juga diminta untuk mencuci tangan sebelum masuk restoran.

[Gambas:Video CNN]

Perubahan pola kerja

New India Express mewartakan, Kementerian Tenaga Kerja India mengeluarkan rancangan kerangka kerja dari rumah bagi staf pasca lockdown.

Khusus untuk aparat negara, Departemen Personalia dan Pelatihan (DoPT) bisa memberi pilihan bagi karyawan untuk bekerja dari rumah selama 15 hari per tahun mulai dari tingkat pejabat hingga staf.

Serangkaian prosedur juga telah difinalisasi untuk memastikan operasional aparatur negara, mulai dari dukungan perlengkapan kerja seperti laptop atau komputer untuk masing-masing kementerian. Para karyawan juga akan mendapat penggantian tagihan internet yang digunakan selama bekerja dari rumah.

India mencatat sekitar 75 kementerian secara aktif menggunakan platform kantor virtual dengan 57 hingga 80 persen diantaranya telah mendigitalisasi pekerjaan kantor. Kendati demikian, berkas rahasia dan berharga negara tidak bisa diproses selama bekerja dari rumah.

Sementara untuk karyawan swasta, lonjakan penuaan aksesoris hingga akses internet telah terjadi selama diberlakukan bekerja dari rumah. Sejumlah perusahaan teknologi pun melanjutkan kebijakan agar para karyawannya bekerja dari rumah.

Istilah compliance 2.0 pun mencuat seiring dengan perubahan pola kerja. Saat ini semua sistem kerja dibuat serba digital, tanpa kontak langsung, dan distribusi dilakukan untuk meningkatkan kemudahan berbisnis. (ans/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER