Sidang WHO soal Corona Digelar di Tengah Ketegangan AS-China

CNN Indonesia
Selasa, 19 Mei 2020 01:21 WIB
World Health Organization (WHO) Director-General Tedros Adhanom Ghebreyesus attends a daily press briefing on COVID-19, the disease caused by the novel coronavirus, at the WHO heardquaters in Geneva on March 11, 2020. - WHO Director-General Tedros Adhanom Ghebreyesus announced on March 11, 2020, that the new coronavirus outbreak can now be characterised as a pandemic. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP)
Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Fabrice COFFRINI / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan memulai sidang secara virtual yang pertama. Namun ketegangan antara AS dengan China dikhawatirkan dapat menggagalkan rencana yang ditujukan untuk mengatasi krisis Covid-19 itu.

Sidang Majelis Kesehatan Dunia (WHA) yang digelar hanya dua hari, Senin dan Selasa, diharapkan fokus hanya pada Covid-19. Pandemi ini dalam hitungan bulan telah membunuh lebih dari 310.000 secara global, dan menginfeksi hampir 4,7 juta orang di seluruh dunia.


Sejumlah kepala negara, kepala pemerintahan, menteri kesehatan, dan pejabat lainnya diperkirakan akan menghadiri pertemuan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Acara tersebut akan menjadi) salah satu yang paling penting (WHA) sejak kami didirikan pada tahun 1948," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip AFP, Senin (18/5).

Menurutnya, peluang untuk mencapai kesepakatan terkait langkah-langkah global dalam mengatasi krisis Covid-19 dapat terancam dengan terus memburuknya hubungan antara AS dan China atas pandemi ini.

Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengancam akan memutuskan hubungan dengan China karena perannya dalam penyebaran Covid-19. Trump telah berulang kali menuduh tanpa bukti bahwa virus corona berasal dari laboratorium China. Dia juga telah menangguhkan dana untuk WHO atas tuduhan itu.


Meskipun di tengah ketegangan AS-China, negara-negara berharap dapat mengambil konsensus bersama untuk menanggapi pandemi.

Uni Eropa mengajukan resolusi untuk menyerukan evaluasi yang tidak memihak, independen dan komprehensif sebagai respons internasional terhadap krisis Covid-19.

Setelah beberapa hari, kesepakatan tentatif dicapai untuk menyetujui resolusi yang juga menyerukan akses yang lebih adil untuk tes, peralatan medis, perawatan potensial dan kemungkinan vaksin di masa depan.

Media Australia sebelumnya melaporkan bahwa Jepang, Rusia, dan semua negara anggota Uni Eropa termasuk ke dalam 62 negara yang mendukung seruan untuk melakukan penyelidikan independen terhadap awal mula virus tersebut.


Australia adalah negara pertama yang mengusulkan penyelidikan tentang asal-usul dan penyebaran virus corona. Upaya ini mengakibatkan ketegangan hubungan antara Beijing dan Canberra. (afp/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER