Jakarta, CNN Indonesia -- Khalid Ahamd biasanya selalu sibuk di tokonya menjelang hari raya Idulfitri. Namun tahun ini ia mengaku penjualan hampir nol.
"Saat ini sedang diskon besar. Tahun lalu pembeli sampai mengantre di luar toko. Tahun ini kami yang menunggu pelanggan datang," kata Ahamd seperti yang dikutip dari
AP News pada Jumat (22/5).
Di minggu terakhir Ramadan di tengah pandemi virus corona, 172 juta Muslim India sedang mempersiapkan Idulfitri yang biasanya diisi dengan kegiatan belanja, Salat Id, dan kunjungan ke rumah kerabat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di banyak negara bagian India, umat Islam mendukung seruan "tidak ada pakaian baru di Idul Fitri", dalam rangka solidaritas dengan kaum miskin.
Para pemimpin agama telah mendesak orang-orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan menghindari kelompok-kelompok besar pada hari Lebaran, sejalan dengan larangan berkumpul dari pemerintah.
Untuk salah satu penduduk di Srinagar, Feroz Ahmed, ini tidak seperti perayaan Idul Fitri pada tahun sebelumnya.
"Ada banyak kegiatan saat perayaan Idulfitri, namun tidak pada tahun ini, untuk pertama kalinya," katanya.
"Kami berdoa kepada Yang Maha Kuasa, agar masa-masa sulit ini berlalu serta kami selamat dan sehat."
Penguncian negara (
lockdown) yang diperpanjang di India untuk memerangi pandemi virus corona telah menutup sekolah, tempat kerja, transportasi dan industri.
Tetapi pembatasan perjalanan, keamanan, dan informasi bukanlah hal baru bagi penduduk di bagian Kashmir yang dikontrol India.
Lebih dari 7 juta penduduk wilayah itu dipaksa untuk tinggal di dalam rumah selama berbulan-bulan pada bulan Agustus tahun lalu, ketika India menanggalkan semi-otonomi Kashmir yang bergolak dan memberlakukan pemadaman komunikasi total.
Idulfitri juga biasanya merupakan acara yang menggembirakan bagi Omar Farooq, diisi dengan makanan khusus dan perayaan keluarga.
Tapi tahun ini, tukang roti itu memotong jumlah makanan ringan yang diproduksi timnya.
"Kami telah menyiapkan stok yang sangat terbatas. Kami juga telah mengurangi staf. Kami tidak yakin apakah ini akan dijual," katanya.
"Kami menghadapi kesulitan karena virus corona, hampir tidak ada orang di pasar, mereka sebagian besar di dalam rumah."
Pada hari Selasa (19/5), seminari Islam paling berpengaruh di India, Darul Uloom Deoband, mengeluarkan fatwa, atau dekrit, yang meminta umat Islam untuk melakukan Salat Id di rumah, alih-alih berjamaah di masjid.
Dekrit itu mengatakan Salat Id harus dilakukan dengan cara yang sama seperti Salat Jumat yang sebelumnya juga telah dilakukan di rumah.
Terlepas dari relaksasi pembatasan perjalanan yang baru dilakukan baru-baru ini, pertemuan keagamaan dan pertemuan besar lainnya masih dilarang di India.
Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di India telah melampaui 100 ribu dengan lebih dari 3.300 kasus kematian yang dilaporkan.
(ap news/ard)