Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Otoritas Kesehatan
Korea Selatan (KCDC) Jung Eun-kyeong mengatakan petugas kesehatan kesulitan melacak transmisi
virus corona yang menyebar dengan cepat.
Jung mengatakan pihaknya kesulitan diduga karena orang sudah mulai meningkatkan kegiatan sehari-hari. Tak hanya itu, warga juga mulai tidak menjaga jarak seketat saat diberlakukan
lockdown."Sudah ada rantai transmisi yang menyebar di daerah ibu kota Seoul yang padat penduduk. Jika kita gagal memutus mata rantai ini, kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan sirkulasi besar-besaran," ujar Jung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korea Selatan telah melonggarkan
lockdown sejak pertengahan April lalu. Hingga akhir Mei Korsel melaporkan sekitar 30 hingga 50 kasus baru corona per harinya.
Namun, sejak pertengahan April hingga akhir Mei Korsel kembali mengumumkan penularan virus corona.
Sejauh ini Seoul melaporkan 21 kasus baru corona. Sementara 22 kasus lainnya berasal dari Incheon dan provinsi Gyeonggi.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian Insert Artikel - Waspada Virus Corona |
Mengutip
Associated Press, KCDC pada Kamis (11/6) mengumumkan penambahan 45 kasus baru sehingga total mencapai 11.947. Kematian akibat corona mencapai 276 jiwa.
Dalam sepekan terakhir kemunculan kasus baru corona telah memicu kekhawatiran terjadi gelombang kedua.
Pejabat pemerintah Korea Selatan menolak seruan untuk menerapkan kembali aturan lockdown ketat di tengah laporan kasus baru virus corona.
Para pejabat mengaku khawatir jika lockdown diberlakukan lagi maka bisa mengancam perekonomian negara.
Korea Selatan menuai pujian ketika di tengah penularan virus corona gelombang pertama. Selain menerapkan lockdown ketat, pemerintah juga menyediakan tes massal secara drive-thru hingga membangun bilik khusus pengetesan di halaman rumah sakit.
(ap/evn)
[Gambas:Video CNN]