Konflik dengan Turki, Saudi Hapus Jalan Sultan Ottoman

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2020 08:39 WIB
December 7th 2019, Jeddah, Saudi Arabia: The whole area (next to the green Noorwali House) was recently renovated and forms the main attraction of the old Jeddah nowadays. Many people (including two Saudi men in traditional clothes) are strolling along this street, as it leads into the Souk Baab Makkah, the traditional vegetable souk in Jeddah.
Ilustrasi jalanan di Arab Saudi. (iStockphoto/aroundtheworld.photography)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi, memutuskan mengganti nama jalan yang diambil dari salah satu pemimpin kesultanan Ottoman, Sultan Sulaiman, yang diduga akibat perseteruan dengan Turki.

Dilansir Middle East Monitor, Selasa (16/6), penggantian papan nama jalan tersebut tersebar luas di media sosial.

Selama beberapa tahun belakangan hubungan antara Arab Saudi dan Turki memang tidak akur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua negara itu terlibat mendukung faksi yang berbeda dalam perang sipil di Suriah.

Selain itu, Saudi juga berseteru ketika Turki memutuskan mendukung Qatar yang diblokade oleh Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir pada 2017. Alasannya adalah Qatar menjalin hubungan dekat dengan Iran.

Hubungan Turki dan Saudi kembali tegang terkait kasus pembunuhan jurnalis dan kolomnis, Jamal Khashoggi. Khashoggi meninggal dibunuh saat hendak memperbarui masa berlaku paspor di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2019.

Dari hasil penyelidikan, diduga kuat pembunuhan Khashoggi dilakukan oleh tim yang dikirim dari Saudi dan diduga di bawah perintah Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman.

Turki mendesak supaya para pelaku diganjar hukuman setimpal.

Di sisi lain, Arab Saudi meminta para penduduknya untuk memboikot seluruh barang buatan Turki. Gerakan itu mendapat dukungan luas rakyat Saudi.

[Gambas:Video CNN]

Bahkan Gubernur Riyadh, Faisal Bin Bandar, sempat menolak suguhan kopi asal Turki dan membuat sentimen terhadap negara tersebut meningkat.

Kementerian Pendidikan Saudi juga mengubah narasi dalam buku pelajaran sejarah, yang menyatakan Kekhalifahan Ottoman tidak mewakili umat Islam dan dinyatakan sebagai penjajah. (middle east monitor/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER