Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, dilaporkan geram karena ada kasus baru infeksi virus corona terdeteksi di negaranya usai pencabutan penguncian wilayah, dan mengutus salah perwira di angkatan bersenjata untuk memperketat pengawasan lokasi dan penerapan aturan karantina.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (17/1), Ardern menunjuk Marsekal Pertama Digby Webb yang merupakan asisten panglima angkatan bersenjata untuk bertugas sebagai koordinator lokasi karantina dan fasilitas isolasi.
Ardern dilaporkan kecewa dengan petugas kesehatan yang dinilai lalai dengan membiarkan dua perempuan yang tiba dari London, Inggris meninggalkan lokasi karantina sebelum menjalani pemeriksaan virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua perempuan warga Selandia Baru itu pulang untuk menjenguk orang tua mereka yang sekarat. Mereka diizinkan meninggalkan lokasi sebelum masa karantina berakhir dan menjalani pemeriksaan dengan alasan kemanusiaan.
Mereka lantas bepergian menggunakan mobil dari Auckland menuju Wellington. Ketika diperiksa, ternyata keduanya positif terinfeksi virus corona.
Padahal, Ardern beberapa waktu lalu sudah menyatakan negaranya bebas virus corona dan mencabut penguncian wilayah (lockdown) serta pembatasan kegiatan, lantas memulai tahap kenormalan baru.
![]() |
Menurut laporan petugas kesehatan, kedua perempuan itu mengaku tidak melakukan kontak dengan orang lain dalam perjalanan tersebut. Namun, dari penelusuran diketahui keduanya bertemu dengan 320 orang dalam penerbangan dan selama di hotel tempat mereka menjalani karantina.
Padahal, selama tiga pekan tidak ada kasus baru infeksi virus corona di negara itu.
Saat ini Ardern memerintahkan untuk kembali memperketat pengawasan di kawasan perbatasan dan bandara untuk menghindari kasus serupa terulang. Dia juga memerintahkan penyelidikan terhadap penerapan prosedur di lokasi karantina, dan untuk sementara tidak memberikan dispensasi apapun termasuk alasan kemanusiaan terhadap para pendatang.
Hingga saat ini Selandia Baru mencatat 1.156 kasus infeksi virus corona.
(ap/ayp)