PM India Singgung Integritas Negara usai Bentrok dengan China

CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2020 20:30 WIB
India's Prime Minister Narendra Modi arrives to attend a ceremonial reception for Brazilian president at Rashtrapati Bhavan - The Presidential Palace in New Delhi on January 25, 2020. (Photo by Jewel SAMAD / AFP)
PM India Narendra Modi. (Foto: Jewel SAMAD / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri India Narendra Modi memberikan pernyataan atas bentrokan yang terjadi dengan tentara China di perbatasan Himalaya pada Senin (15/6). Modi mengatakan kematian para tentara sebagai hal yang tidak sia-sia, sekaligus menyinggung integritas negara di perbatasan.

"Saya ingin meyakinkan negara bahwa pengorbanan tentara kami tidak akan sia-sia. Bagi kami, persatuan dan integritas negara adalah yang paling penting," kata Modi dalam pidatonya yang disiarkan di televisi seperti dilansir AFP.

"India menginginkan perdamaian tapi mampu memberikan jawaban jika diprovokasi."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam bentrokan tersebut, India melaporkan 20 tentaranya tewas. Di sisi lain, China tidak mengungkap jumlah tentara yang terluka atau tewas dalam insiden itu.

Bentrokan di perbatasan Himalaya terjadi ketika proses penurunan ketegangan tengah berlangsung di Lembah Galwan di daerah Aksai Chin-Ladakh yang disengketakan kedua pihak.

Kematian dari pihak penjaga perbatasan menjadi korban militer pertama di sepanjang perbatasan kedua negara yang disengketakan selama lebih dari 40 tahun.

[Gambas:Video CNN]


Pernyataan militer India menyebut bentrokan itu menelan korban dari kedua negara tapi mereka tidak menyebutkan jumlah korban tentara China. Pejabat militer senior dari kedua belah pihak sudah bertemu untuk meredakan situasi.
 
"India dan China telah membahas melalui saluran militer dan diplomatik mengenai pelepasan situasi di daerah perbatasan di Ladakh Timur," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Anurag Srivastava seperti dikutip dari CNN.

Dalam konferensi pers reguler, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bentrokan ini terjadi setelah tentara India melintasi perbatasan hingga dua kali. Menurut Zhao, tentara India kemudian melakukan provokasi dan menyerang tentara China hingga membuat bentrokan fisik tak terhindarkan.

Media China, The Global Times dalam tajuk rencananya mengatakan China tidak mengungkap jumlah korban tewas dari bentrokan itu 'untuk menghindari perbandingan dan mencegah meningkatnya sentimen konfrontatif'.


"China tidak ingin mengubah masalah perbatasan dengan India menjadi sebuah konfrontasi," kata editorial itu yang juga menyalahkan India atas 'kesombongan dan kecerobohannya'. 

Di wilayah dekat Himalaya, India dan China berbagi wilayah perbatasan darat terpanjang di dunia. Pada 1962, kedua negara terlibat perang di perbatasan Himalaya karena saling mengklaim wilayah.
 
Pada 1993, setelah negosiasi panjang dan alot, Beijing serta New Delhi menandatangani kesepakatan tentang sengketa perbatasan itu. Meski begitu, ketegangan terus terjadi antara kedua negara di area perbatasan. Beberapa konflik juga sempat pecah secara sporadis di sana.

Bentrokan besar antara militer India-China terakhir kali mencapai puncaknya pada 2017, ketika pasukan kedua negara berkumpul di sekitar dataran tinggi Doklam yang menjadi rebutan Beijing-New Delhi.

(ans/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER