Korea Selatan mengatakan hingga Kamis (18/6) tidak mendeteksi adanya aktivitas mencurigakan dari Korea Utara di daerah perbatasan.
Hal itu disampaikan selang sehari setelah Pyongyang mengancam akan mengerahkan pasukan militer ke dua zona bisnis di kota perbatasan Kaesong dan Gunung Kumgang.
Juru bicara Kepala Staf Gabungan Militer Korsel, Kim Jun-rak mengatakan sejauh ini pihaknya tidak mendeteksi tanda-tanda peningkatan aktivitas di lokasi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Associated Press, Kim menegaskan jika Korea Selatan akan menyiapkan pasukan militer untuk menghadapi situasi apa pun.
Sebelumnya Seoul menegaskan jika Korut akan membayar konsekuensi jika benar-benar mengerahkan pasukan militernya.
"Langkah-langkah ini menggagalkan upaya dua dekade antara Korut-Korsel untuk meningkatkan hubungan inter-Korea dan menjaga perdamaian di Semenanjung Korea. Jika Korut benar-benar mengambil langkah seperti itu (militer), tentu mereka akan membayar harga untuk tindakan mereka itu," kata Jeon dalam jumpa pers di Seoul pada Rabu (17/6).
![]() Infografis Pasang Surut Relasi Korut-Korsel |
Tensi kedua negara memanas dalam beberapa hari terakhir setelah Korut menghancurkan kantor penghubung antar-Korea di wilayah mereka pada Senin (15/6 yang dibangun menggunakan dana Korsel.
Penghancuran kantor penghubung inter-Korea itu dilakukan pemerintahan Kim Jong-un lantaran merasa tak puas dengan Korsel yang tak bisa menghentikan aktivisnya di perbatasan.
Kim Jong-un geram dengan ulah aktivis Korsel yang kerap mengirimkan selebaran propaganda anti-Korut ke perbatasannya. Sebagian dari aktivis Korsel itu merupakan pembelot dari Korut.
Korut juga belum lama menyatakan telah memutus hubungan komunikasi militer dan politik dengan Korsel akibat insiden selebaran propaganda tersebut
Menanggapi Korut yang kembali berulah, Korsel menyatakan kecewa berat atas sikap tetangganya di utara itu.
Seoul menyatakan akan mengambil tindakan tegas jika Pyongyang melakukan sesuatu yang memperburuk situasi.
(ap/evn)