Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in telah menerima surat pengunduran diri dari Menteri Penyatuan Korea Kim Yeon-chul di tengah merenggangnya relasi Seoul dengan Korea Utara. Moon menyetujui pengunduran diri Kim dari jabatannya pada Jumat (19/6).
Istana Kepresidenan Korsel, Cheongwadae mengatakan Presiden Moon telah menerima surat dari Kim dan menyetujui pengajuan pengunduran diri itu.
Dalam pernyataan pengunduran dirinya, Kim menyampaikan harapannya usai mengundurkan diri bisa menjadi kesempatan untuk beristirahat sebentar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seseorang tidak pernah bisa mengatasi kebencian dengan kebencian. Ada banyak luka untuk disembuhkan dalam hubungan antar-Korea," kata Kim kepada media, Jumat (19/6).
Kim telah mengajukan pengunduran diri pada Rabu (17/6) sehari setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung inter-Korea di kota perbatasannya, Kaesong.
Korut bahkan mengatakan bahwa Kim "bertanggung jawab" atas memburuknya hubungan antara Seoul-Pyongyang.
Dikutip AFP, Korut telah mengeluarkan serangkaian ancaman kepada Korsel sejak awal Juni lalu.
Korut menuturkan akan membuat Korsel rugi besar jika tidak berhasil menghentikan aktivitas sejumlah aktivis yang terus menyebarkan selebaran propaganda anti-Pyongyang ke wilayahnya melalui perbatasan.
Selain meledakkan kantor penghubung dengan Korsel, Korut juga menyatakan akan mengerahkan pasukan militer ke dua zona bisnis di kota perbatasan Kaesong dan Gunung Kumgang.
![]() Infografis Pasang Surut Relasi Korut-Korsel |
Pyongyang juga berencana mengoperasikan kembali seluruh pos penjagaan di zona demiliterisasi (DMZ) yang merupakan perbatasan Korut-Korsel.
Pemerintahan Kim Jong-un juga menegaskan akan "melanjutkan semua jenis latihan militer reguler" di dekat perbatasan.
Sebelum peledakkan kantor penghubung inter-Korea terjadi, Korut juga telah menyatakan memutus hubungan militer dan politik dengan Korsel.
Korsel menyatakan kecewa berat dengan sikap Korut yang kembali merusak progres pemulihan hubungan kedua Korea.
Presiden Moon menyerukan dialog antar-Korea untuk meredam ketegangan dan menekankan pentingnya perdamaian di Semanjung Korea.
Namun, ajakan itu dimentahkan Korut. Melalui adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, Korut menyebut pidato Moon itu "menjijikan" dan "tidak tahu malu serta kurang ajar".
Kim Yo-jong, yang digadang bakal menjadi penerus sang kaka, juga menganggap Moon sebagai seseorang yang gila "meski dia terlihat normal secara fisik".
Kedua Korea secara teknis memang masih berperang lantaran Perang Korea pada 1953 hanya diakhiri dengan kesepakatan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Namun, dalam pertemuan antara Moon dan Kim Jong-un pada 2018 lalu, kedua pemimpin sepakat memulihkan hubungan Korut-Korsel dan mencapai perdamaian.
(rds/evn)