Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan negaranya "terluka dan marah" setelah terlibat bentrokan militer dengan China di Lembah Galwan, perbatasan kedua negara dekat Himalaya pada pekan lalu.
Bentrokan yang menewaskan 20 tentaranya itu terjadi akibat pasukan China diduga mendekati perbatasan India di Lembah Galwan, wilayah yang diklaim Tiongkok.
Modi menggelar rapat darurat dengan para pemimpin partai oposisi untuk membahas krisis di perbatasan beberapa jam setelah China membebaskan 10 tentara India, termasuk dua mayor, pada Jumat pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
India mengonfirmasi pembebasan para tentaranya itu. Meski tak berkomentar soal pembebasan tentara India tersebut, Kementerian Luar Negeri China menuturkan tidak ada pasukan India yang ditahan pihaknya saat ini.
Di tengah seruan boikot terhadap produk Tiongkok terus meningkat di India, Modi mengatakan "seluruh negara terluka dan marah pada langkah-langkah yang diambil oleh China" dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi nasional.
![]() |
Dalam kesempatan itu, Modi membantah bahwa saat ini pasukan China berada di dalam wilayah India. Ia berkeras bahwa "menegakkan kedaulatan adalah yang terpenting" bagi pemerintahannya.
"Militer India telah diberi kewenangan dan kebebasan untuk mengambil semua langkah yang diperlukan," kata Modi seperti dikutip dari AFP.
Meski menteri luar negeri kedua negara telah bertemu dan sepakat menempuh jalur damai, India-China tetap saling menyalahkan atas bentrokan yang terjadi di Lembah Galwan itu.
Pasukan India dan China juga terlihat terus bersiaga di perbatasan itu demi mengantisipasi segala bentuk provokasi atau bentrokan lanjutan.
Bentrokan di perbatasan Himalaya bermula ketika China menyebut tiga tentara India melewati perbatasan di Lembah Galwan, daerah Aksai-Chin-Ladakh yang disengketakan kedua negara pada awal pekan lalu.
China menyebut bahwa tentara India melintasi area perbatasan hingga dua kali pada Senin (15/6). Beijing menuturkan tentara India melakukan provokasi dan menyerang tentara China hingga mengakibatkan bentrokan fisik yang tidak terhindarkan antara pasukan di daerah perbatasan.
Pada hari pertama saat bentrokan terjadi, India melaporkan tiga tentaranya tewas. Namun sehari kemudian, jumlah tentara yang tewas bertambah 17 orang.
China mengakui bentrokan itu menyebabkan sejumlah pasukannya tewas dan terluka. Namun, hingga kini Beijing tidak menyebutkan berapa jumlah pasukan yang menjadi korban dalam bentrokan tersebut.
(rds/dea)