Kasus Corona di Dunia Tembus 9 Juta, WHO Desak Dunia Bersatu

AFP | CNN Indonesia
Selasa, 23 Jun 2020 15:47 WIB
Izhaar Hussain Shaikh, left, an ambulance driver who works for HelpNow, an initiative to help the stretched services of first responders, picks up a COVID-19 patient from his home in Mumbai, India May 28, 2020. It’s an exhausting job and Shaikh's daily shifts are grueling, sometimes even stretching to 16 hours. For a city that has a history of shortage of ambulances and where coronavirus pandemic has claimed hundreds of lives, putting the health care system under immense strain, every help counts. (AP Photo/Rafiq Maqbool)
Paramedis di Mumbai, India, membantu penanganan pasien virus corona. (AP/Rafiq Maqbool)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus infeksi virus corona (Covid-19) di dunia saat ini telah mencapai sembilan juta, setelah sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pandemi ini menyebar semakin cepat.

Beberapa negara sudah melonggarkan penguncian wilayah (lockdown), antara lain Prancis yang mengambil langkah besar untuk kembali ke normalitas dan membiarkan jutaan anak kembali ke sekolah.


Meskipun Eropa sudah melonggarkan lockdown, jumlah kasus di seluruh dunia masih meningkat terutama di kawasan Amerika Latin, di mana Brasil mencatat lebih dari lima puluh ribu kematian akibat virus corona.

Dilansir AFP, Selasa (23/6), ada kekhawatiran munculnya klaster baru di Melbourne, Australia dan di ibukota Portugal, Lisbon, serta wabah baru di Beijing dan bagian lain di Asia.

"Pandemi ini masih terus meningkat," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam forum kesehatan virtual yang diselenggarakan oleh pemerintah Dubai di Uni Emirat Arab.

"Kita tahu bahwa pandemi ini lebih dari sekadar krisis kesehatan, ini adalah krisis ekonomi, sosial, dan di banyak negara menjadi krisis politik," tambah Tedros.

Dia mengatakan ancaman terbesar yang dihadapi dunia bukan hanya virus, tetapi kurangnya solidaritas dan kepemimpinan dunia.

"Kita tidak bisa mengalahkan pandemi ini dengan dunia yang terpecah, politisasi pandemi telah memperburuknya," kata Tedros.

Pekan lalu, WHO memperingatkan fase baru dan berbahaya dari pandemi virus corona saat orang-orang mulai lelah dengan lockdown.


Lebih dari 465 ribu orang tewas akibat terinfeksi Covid-19. Angka ini melonjak di AS dan beberapa bagian Asia.

Pemberlakuan lockdown untuk menghentikan penyebaran virus telah menyebabkan kelumpuhan dan kerusakan ekonomi, tetapi WHO mengatakan pandemi masih menjadi ancaman besar.

Sedangkan vaksin yang sangat ditunggu masih membutuhkan penelitian lanjutan selama berbulan-bulan meskipun sudah ada beberapa percobaan. Sementara para ilmuwan masih terus meneliti tentang virus, seperti gejala dan sejauh mana kemungkinan menyebar sebelum bisa dikenali.

Di sisi lain, sejumlah pemimpin negara seolah bersikap meremehkan bahaya penularan virus corona.

Contohnya seperti yang dilakukan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Dia berulang kali meremehkan virus itu dengan membandingkannya dengan 'flu biasa', dan berpendapat bahwa langkah lockdown berdampak lebih buruk pada ekonomi dibanding menghambat laju penyebaran virus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Insert Artikel - Waspada Virus Corona(CNN Indonesia/Fajrian)


Brasil kini menjadi negara kedua dengan jumlah kasus infeksi tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat. Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal di Negeri Samba juga terus bertambah setiap hari.

Bahkan, virus corona mengancam sistem kesehatan Brasil serta menjangkiti para penduduk miskin dan suku asli di kawasan pedalaman.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER