Sekjen PBB Frustasi Lihat Lemahnya Kerja Sama Hadapi Corona

CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2020 07:34 WIB
Antonio Guterres speaks to reporters on the selection of the next UN Secretary-General  at the UN headquarters in New York, on April 12,2016.
Over the next three days, eight contenders are expected to take the podium before the General Assembly's 193 nations to lay out their vision for the job and answer questions. The hearings are part of a broad push for transparency in the selection of Ban Ki-moon's successor, who will lead an organization of 40,000-plus employees with a budget of $10 billion.
 / AFP PHOTO / KENA BETANCUR
Sekjen PBB Antonio Guterres. (Foto: AFP PHOTO / KENA BETANCUR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku frustasi melihat lemahnya kordinasi global memerangi pandemi Covid-19. Gutteres memperingatkan perlunya kebijakan yang melibatkan banyak negara untuk mengalahkan virus corona.

Menurutnya, sikap negara yang bertindak sendiri-sendiri justru membuat situasi kian tak terkendali. Ia mengatakan koordinasi global adalah kunci memerangi pandemi virus corona.

"Kurangnya koordinasi di antara negara-negara dalam menanggapi Covid-19 membuat situasi menjadi di luar kendali," ujar Guterres dalam wawancara dengan Associated Press.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan koordinasi golbal membuat negara-negara menyusun kapasitas secara terkoordinasi untuk mendapatkan perawatan, mekanisme pengujian, dan vaksin yang bisa diakses oleh semua orang.

Guterres mengatakan koordinasi global membuat negara-negara siap menghadapi dampak ekonomi dan sosial dari Covid-19, termasuk meningkatnya angka pengangguran, kekerasan, dan pelanggaran hak asasi manusia.

"Saya frustasi, tentu saja, dengan kurangnya kerja sama internasional saat ini. Tetapi saya berharap generasi baru dapat membuat perubahan di masa depan," ujarnya.

Insert Artikel - Waspada Virus CoronaFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Insert Artikel - Waspada Virus Corona

Kendati tidak menitikberatkan pada satu negara, ia berusaha menyerukan gencatan senjata global untuk semua konflik pada 23 Maret lalu, untuk mengatasi Covid-19.

Seperti diketahui, Donald Trump menghentikan semua pendanaan untuk WHO dengan berulang kali mengatakan jika lembaga tersebut gagal menangani pandemi corona. Ia juga menuding WHO berada di bawah kendali China sehingga penyebaran virus corona massif ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat.

Namun menurutnya, seruan berulang-ulang yang dilakukan PBB dan WHO untuk bahu membahu memerangi Covid-19 belum memberikan perubahan signifikan dalam upaya menangani virus corona. Ia menyebut telah berulang kali mengatakan jika Covid-19 merupakan tantangan global terbesar sejak Perang Dunia II.

"Saya pikir kita perlu merasa rendah hati untuk memahami peluang, dan memahami peluang perlu ada sikap solidaritas dan persatuan (dalam memerangi virus)," katanya.

Data statistik John Hopkins University hingga saat ini mencatat kasus corona global mencapai 9.184.976. Sementara angka kematian akibat virus corona sebanyak 474.609 jiwa.

(ap/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER