Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku frustasi melihat lemahnya kordinasi global memerangi pandemi Covid-19. Gutteres memperingatkan perlunya kebijakan yang melibatkan banyak negara untuk mengalahkan virus corona.
Menurutnya, sikap negara yang bertindak sendiri-sendiri justru membuat situasi kian tak terkendali. Ia mengatakan koordinasi global adalah kunci memerangi pandemi virus corona.
"Kurangnya koordinasi di antara negara-negara dalam menanggapi Covid-19 membuat situasi menjadi di luar kendali," ujar Guterres dalam wawancara dengan Associated Press.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Staf Kampanye Trump Positif Corona Bertambah |
Ia mengatakan koordinasi golbal membuat negara-negara menyusun kapasitas secara terkoordinasi untuk mendapatkan perawatan, mekanisme pengujian, dan vaksin yang bisa diakses oleh semua orang.
Guterres mengatakan koordinasi global membuat negara-negara siap menghadapi dampak ekonomi dan sosial dari Covid-19, termasuk meningkatnya angka pengangguran, kekerasan, dan pelanggaran hak asasi manusia.
"Saya frustasi, tentu saja, dengan kurangnya kerja sama internasional saat ini. Tetapi saya berharap generasi baru dapat membuat perubahan di masa depan," ujarnya.
![]() Insert Artikel - Waspada Virus Corona |
Kendati tidak menitikberatkan pada satu negara, ia berusaha menyerukan gencatan senjata global untuk semua konflik pada 23 Maret lalu, untuk mengatasi Covid-19.
Seperti diketahui, Donald Trump menghentikan semua pendanaan untuk WHO dengan berulang kali mengatakan jika lembaga tersebut gagal menangani pandemi corona. Ia juga menuding WHO berada di bawah kendali China sehingga penyebaran virus corona massif ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat.
Namun menurutnya, seruan berulang-ulang yang dilakukan PBB dan WHO untuk bahu membahu memerangi Covid-19 belum memberikan perubahan signifikan dalam upaya menangani virus corona. Ia menyebut telah berulang kali mengatakan jika Covid-19 merupakan tantangan global terbesar sejak Perang Dunia II.
"Saya pikir kita perlu merasa rendah hati untuk memahami peluang, dan memahami peluang perlu ada sikap solidaritas dan persatuan (dalam memerangi virus)," katanya.
Data statistik John Hopkins University hingga saat ini mencatat kasus corona global mencapai 9.184.976. Sementara angka kematian akibat virus corona sebanyak 474.609 jiwa.
(ap/evn)