Rusia mengungkapkan alasan rendahnya angka kematian akibat virus corona di negara itu. Yakni, tak menghitung orang yang meninggal akibat penyakit penyerta meski memang positif Covid-19.
Rusia hingga Sabtu (4/7) memiliki 10.027 kematian karena Covid-19. Jika dibandingkan dengan jumlah kasus positif yang mencapai 674.515, angka kematian bisa dibilang rendah.
Bahkan Inggris saja yang memiliki jumlah kasus corona lebih sedikit, yakni 284.276, mencatatkan 44.131 kematian. Rusia saat ini menjadi negara dengan kasus corona terbanyak ketiga di dunia, setelah Brasil dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rendahnya korban jiwa ini menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan kematian yang tidak dilaporkan.
Seperti dikutip dari AFP, Rusia mengakui bahwa angka kematian yang dipublikasikan di situs pemerintah hanya mencakup kasus-kasus di mana virus corona digolongkan sebagai penyebab utama kematian.
Badan statistik resmi menyebut data kematian nasional untuk bulan April tercatat mencapai 2.712 korban jiwa. Angka itu dua kali lipat lebih dari data yang dirilis pemerintah di bulan itu, yakni 1.152.
Itu terjadi karena Rusia menggunakan definisi yang lebih luas daripada rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menentukan penyebab kematian.
Orang yang positif Corona, tetapi virus itu tidak menjadi penyebab utama kematian maka tidak dihitung dalam data. Atau sebaliknya, pasien yang meninggal karena mengalami gejala dan diduga karena Covid-19 tetapi tak dites juga tidak dimasukkan dalam penghitungan.
Lihat juga:WHO Desak Semua Negara Serius Tangani Corona |
Departemen Kesehatan Kota Moskow juga merilis data kematian pada Mei menggunakan metode klasifikasi ini, menunjukkan 5.260 kematian akibat virus corona.
Akan tetapi, situs web pemerintah menyebut hingga saat ini jumlah kematian di ibu kota itu hanya sekitar 3.929 orang.
(dea)