Pihak berwenang China melaporkan jumlah korban tewas atau hilang akibat banjir yang terjadi di Sungai Yangtze hingga Jumat (17/7) mencapai 144 orang.
Banjir kali ini merupakan yang kedua yang terjadi tahun ini setelah beberapa hari terakhir kawasan tengah dan selatan China diguyur hujan deras.
Curah hujan tinggi dalam 12 hari terakhir juga turut meningkatkan status Sungai Yangtze menjadi biru, atau tingkat terendah pada Kamis (16/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor berita pemerintah Xinhua mewartakan, ketinggian air di sepanjang hulu Sungai Yangtze meningkat sejak Jumat pagi. Aliran air ke reservoir diperkirakan melebihi 50 ribu meter kubik per detik dan mencapai 55 ribu meter kubik per detik pada Jumat malam.
Menteri Sumber Daya Air, E Jingping mengatakan ketinggian air juga meningkat hingga 2,5 meter pada dua danau air tawar, Danau Poyang di Provinsi Jiangxi dan Danau Donting di Provinsi Hunan yang dialiri sungai Yangtze.
Sementara itu, ketinggian air di stasiun hidrologi utama di Danau Poyang memecahkan rekor pada 1998, ketika lebih dari 4.000 orang tewas akibat banjir.
Banjir juga terjadi di sepanjang daerah yang dilalui Sungai Yangtze termasuk provinsi Qinghai, Yunna dan Sichuan di CIna barat daya serta sungai Chu di provinsi Anhui dan Jiangsu di tenggara China.
Pemerintah mengatakan akan fokus pada tiga area untuk menangani banjir kali ini, mulai dari koordinasi pengelolaan banjir di sepanjang sungai Yangtze, memeriksa ketinggian Danau Tai, dan mempersiapkan skenario terburuk jika banjir besar melanda wilayah sungai Huai.
Mengutip Associated Press, banjir yang terjadi bulan ini membuat 1,5 juta orang mengungsi karena desa, area pertanian, dan kota-kota di bagian China selatan telah tergenang air.
Kementerian Pertanian menyatakan tingkat tanggap darurat tertinggi kedua dengan mengirimkan tim ke Jiangxi dan empat provinsi lainnya untuk membantu memulihkan bencana dan meminimalisir kerusakan.
(ap/evn)