Demo Antirasisme di Portland Kembali Berakhir Ricuh

CNN Indonesia
Senin, 27 Jul 2020 17:21 WIB
Aksi demo antirasisme di Portland, Oregon, AS kembali berakhir bentrok antara demonstran dan sejumlah agen federal.
Kepulan asap gas air mata yang ditembakkan agen federal untuk membubarkan massa demonstran di Portland, Oregon, Amerika Serikat. (AP/Noah Berger)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi unjuk rasa antirasisme di Portland, Oregon, Amerika Serikat kembali berakhir bentrok antara demonstran dan sejumlah agen federal yang dikirim oleh pemerintah pusat.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (27/7), penduduk Oregon kembali berdemo pada Minggu kemarin. Unjuk rasa yang mulanya berjalan damai hingga malam hari berubah menjadi bentrokan.

Sejumlah demonstran berkerumun dan menyalakan kembang api di sekitar gedung pengadilan di pusat kota.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para agen federal kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata dan granat cahaya. Hal itu membuat para demonstran mundur.

Selain itu, kepolisian Portland dilaporkan menangkap dua orang yang diduga melepaskan tembakan dari Alun-alun Lownsdale. Mereka menyita empat magasin berisi peluru tajam dan dua bom molotov di lokasi.

Seseorang yang menjadi korban penembakan dilarikan ke rumah sakit. Namun, dia tidak mengalami cedera yang membahayakan.

Belum diketahui apakah insiden itu terkait dengan unjuk rasa atau tidak.

Aksi unjuk rasa itu berlangsung hingga Senin dini hari. Demonstran mendesak supaya para agen federal segera ditarik dari kota itu.

Sejak kasus pembunuhan dan kekerasan polisi yang menewaskan seorang lelaki kulit hitam, George Floyd, di Minneapolis, Minnesota pada Mei lalu, gelombang unjuk rasa tetap digelar di Portland.

Presiden AS, Donald Trump, menyatakan dia mengirimkan agen federal untuk meredam gejolak di Portland. Namun, hal itu malah membuat para demonstran di kota itu marah.

Taktik Trump dengan mengancam menerjunkan ribuan agen federal ke kota-kota yang menjadi pusat unjuk rasa disebut politis. Sebab, kota-kota yang dia nilai tidak mampu menangani gelombang unjuk rasa dipimpin oleh gubernur dari partai Demokrat.

[Gambas:Video CNN]

Diduga Trump hendak memberi kesan bahwa pemerintah negara bagian yang dikuasai Demokrat tidak mampu menghadapi unjuk rasa yang dinilai berujung kepada kekerasan dan kerusuhan, sehingga merugikan banyak pihak. Namun, tuduhan itu dibantah oleh Demokrat.

(associated press/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER