Jet tempur Rusia mengusir pesawat pengintai Amerika Serikat yang terbang di atas Laut Hitam. Insiden itu memicu kekhawatiran konflik antara dua negara adidaya.
Dilansir dari kantor berita Rusia, TASS, Kementerian Pertahanan mengatakan jet tempur Sukhoi Su-27 telah melakukan intersepsi pesawat AS yang diidentifikasi sebagai P-8 Poseidon ketika terbang di dekat perbatasan, Senin (27/7).
Seperti dikutip dari Express, Su-27, jet tempur bermesin ganda itu dapat melesat dua kali lipat kecepatan suara dan mencapai hingga 1.553 mph.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jet ini dilengkapi dengan sistem pencarian dan lacak inframerah canggih serta bisa mendeteksi hingga sepuluh target dalam radius 100 km. Pesawat juga dilengkapi amunisi dan berbagai rudal, roket, juga bom.
Bulan lalu jet tempur Rusia menghalau pesawat AS di pantai timur jauh. Pada 19 Juni, dua jet Rusia dikerahkan setelah sepasang pesawat pengebom B-52 AS diidentifikasi di Laut Okhotsk, menurut kantor berita Interfax.
Sebelumnya pesawat tempur siluman F-22 AS juga dikerahkan untuk mencegat empat pesawat pengintai Rusia di Alaska.
Intervensi di langit itu terjadi tak lama setelah Presiden Vladimir Putin membeberkan rencana memperkuat Angkatan Laut Rusia.
Putin menyatakan akan memperkuat Angkatan Laut dengan rudal nuklir hipersonik dan drone bawah laut bertenaga nuklir.
Saat berbicara dalam parade Angkatan Laut tahunan di St. Petersburg hari Minggu kemarin, Putin menyebut kemampuan tempur Angkatan Laut Rusia sedang tumbuh.
Ia bahkan mengatakan Rusia telah membeli 40 kapal baru untuk menambah armada Angkatan Laut tahun ini.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan uji coba kapal selam pertama yang mampu membawa drone bawah laut Poseidon, Belgorod, sedang berlangsung. Pengujian sistem senjata pada kapal selam itu juga hampir selesai.
Putin berulang kali menyatakan tidak menginginkan perlombaan senjata dengan negara besar. Namun, ia sering mengungkap rencana Rusia mengembangkan generasi baru senjata nuklir dengan keunggulan hipersonik.
Ia bahkan mengklaim teknologi senjata hipersonik Rusia tidak ada tandingannya dan dapat menjangkau target di hampir setiap titik di dunia.
(dea)