Tim SAR Prancis yang diterjunkan ke lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Libanon mengaku optimis bisa menemukan korban selamat yang terjebak tertimpa puing-puing bangunan.
"Kami mencari tujuh atau delapan orang hilang, yang mungkin terjebak di ruang kendali yang terkubur puing bangunan akibat ledakan," kata seorang anggota tim penyelamat dari Prancis yang membantu proses pencarian.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam kunjungannya ke lokasi kejadian mengaku optimis jika tim SAR yang diterjunkan ke Libanon bisa membantu menemukan korban selamat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pikir ada peluang bagus untuk menemukan korban yang masih hidup," ujar Macron, Kamis (6/8) di lokasi kejadian seperti dilansir dari AFP.
Prancis merupakan salah satu negara yang memberikan bantuan medis, rumah sakit darurat, tim penyelamat dan anjing pelacak yang diterjunkan untuk mencari korban tewas dan selamat dari ledakan tersebut.
Sejauh ini korban tewas akibat ledakan dilaporkan mencapai 137 orang, puluhan orang dilaporkan hilang, dan 5.000 orang terluka. Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan.
Laporan awal mengungkap ledakan dahsyat di gudang yang menyimpan amonium nitrat di pelabuhan Beirut. Namun mantan agen CIA, Rober Baer menduga ada bahan kimia lain yang tersimpan di gudang tersebut hingga bisa memicu ledakan besar.
![]() Infografis Fakta di Balik Ledakan Besar di Libanon |
"Itu jelas merupakan ledakan militer, bukan semata dari amonium nitrat. Anda melihat bola oranye (dari api), dan itu jelas, seperti saya katakan adalah sebuah peledak militer," jelas Baer seperti mengutip CNN.
Pemerintah Libanon melakukan penyelidikan dengan menginisiasi komite investigasi untuk mengungkap peristiwa nahas tersebut. Komite investigasi diberi tenggat waktu selama empat hari untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Menteri Luar Negeri Libanon, Charbel Wehbe dalam wawancara dengan radio Prancis, radio Europe 1 pada Kamis (6/8) menyampaikan hal tersebut.
"Pagi ini kami mengambil keputusan untuk membentuk panitia investigasi, dalam waktu maksimal empat hari (mereka) harus memberikan laporan rinci tentang pertanggungjawaban (ledakan). Akan ada putusan pengadilan," ungkap Wehbe dalam wawancara seperti mengutip AFP.
"Ini (kejadian) serius, dan kami menganggapnya serius. Mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan kelalaian yang mengerikan ini akan dihukum oleh komite hakim."
(evn)