Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un mengunjungi korban banjir di Provinsi Hwanghae Utara pada Jumat (7/8).
Dalam kunjungannya tersebut Kim memerintahkan pendirian tempat penampungan sementara dan pasokan makanan bagi korban banjir.
Selain itu, Kim juga mengatakan akan memobilisasi tentara untuk membangun kembali 800 rumah, akses jalan, dan infrastruktur lain yang hancur terbawa banjir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunjungan Kim ini seakan hendak menunjukkan citra seorang pemimpin yang peduli terhadap musibah yang menimpa warga Korea Utara di tengah pandemi virus corona.
Kementerian Unifikasi Korea mencatat Kim terakhir kali terlihat mengunjungi korban bencana banjir di Korea Utara pada September 2015 lalu.
Banjir terjadi setelah hujan badai yang turun di sebagian besar kawasan Korea Utara dalam beberapa hari terakhir. Banjir yang terjadi memaksa Korea Utara menutup sementara perbatasan dengan China.
Tanggul yang jebol di Provinsi Hwanghae Utara menyebabkan lebih dari 730 rumah dan 600 hektare sawah terendam banjir. Selain itu 179 blok rumah di Kabupaten Unpha dilaporkan hancur.
Hwanghae Utara merupakan wilayah pertanian utama di Korea Utara.
Kantor berita Korea Utara, KCNA seperti dikutip Associated Press melaporkan tidak ada korban jiwa akibat banjir kali ini.
Korea Utara kerap mengalami kerusakan parah akibat banjir yang terjadi karena buruknya drainase, penggundulan hutan, dan infrastruktur yang buruk.
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea, Cho Hyesil mengatakan bahwa Korea Selatan tetap mempertahankan kebijakan untuk mendorong kerja sama kemanusiaan dengan Korea Utara dalam hal yang tidak bersifat politik, seperti bencana alam.
Cho mengatakan Korea Selatan sedang memantau kerusakan banjir di Korea Utara. Kendati demikian, ia tidak mengatakan apakah Seoul akan mengulurkan bantuan bagi Korea Utara.
Hujan deras dalam beberapa hari terakhir juga melanda Korea Selatan. Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah laporan bahwa curah hujan di awal Agustus menyebabkan 17 orang tewas dan 10 lainnya hilang karena tertimbun tanah longsor, banjir, dan bencana lainnya.
(evn)