PT Angkasa Pura I terus mendukung potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini diwujudkan melalui konektivitas udara yang dapat dicapai dengan mempercepat pembangunan dan pengembangan bandara.
Sejak 2018, Angkasa Pura I telah selesai melakukan empat pembangunan dan pengembangan bandara. Adapun dua di antaranya telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, yaitu Terminal Baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang pada 7 Juni 2018 dan Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin pada 18 Desember 2019.
Sedangkan, dua lainnya yakni, perluasan Termnal dan Stasiun Kereta Api Bandara Adi Soemarmo Solo yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada 29 Desember 2019 dan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo yang selesai dibangun 100% pada Maret 2020.
"Kontribusi positif Angkasa Pura I terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terus meningkat dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari bertambahnya kapasitas bandara-bandara kelolaan melalui pembangunan bandara baru dan pengembangan bandara eksisting, kontribusi terhadap perekonomian daerah, dan perwujudan konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia. Tentunya capaian di bidang ekonomi ini terus kami kembangkan dengan berpegang pada prinsip triple bottom line ekonomi, lingkungan, dan sosial. Hal ini dilakukan semata sebagai upaya #BUMNUntukKemajuanBangsa #BUMNUntuk75Tahun," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi.
Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, Angkasa Pura I memiliki multi peran dalam mengemban tugas dan amanah dari negara, yakni sebagai korporasi negara, penyedia infrastruktur, agen pembangunan dan penunjang ketahanan NKRI, serta penunjang bantuan tanggap darurat.
Sebagai korporasi negara, Angkasa Pura I juga memberi keuntungan dan dividen melalui jasa pengelolaan bandara. Sejak 2014 hingga 2018, pertumbuhan pendapatan rata-rata tahunan (compound annual growth rate) mencapai 16,4% dengan rincian pendapatan pada 2014 sebesar Rp 4,8 triliun; pada 2015 sebesar Rp 5,5 triliun; pada 2016 sebesar Rp 6,3 triliun; pada 2017 sebesar Rp 7,5 triliun; dan pada 2018 sebesar Rp 8,9 triliun.
Sedangkan, untuk pertumbuhan profit rata-rata (CAGR) pada periode tersebut mencapai 19,2% dengan rincian profit pada 2014 sebesar Rp 934 miliar; pada 2015 sebesar Rp 842 miliar; pada 2016 sebesar Rp 1,1 triliun; pada 2017 sebesar Rp 1,4 triliun, dan pada 2018 sebesar Rp 2 triliun.
Dalam mendorong pertumbuhan perekonomian, Angkasa Pura I menyediakan infrastruktur transportasi udara yang berperan dalam pengembangan konektivitas wilayah tengah dan timur Indonesia. Angkasa Pura I juga mendukung pengembangan konektivitas dan fasilitas pendukung pariwisata melalui penyediaan fasilitas pendukung, seperti public restroom di destinasi pariwisata.
Adapun fasilitas public restroom telah tersedia di beberapa lokasi seperti, Pantai Lasiana Kupang, Pantai Pulisan Minahasa Utara, Pantai Pinus Pengger Yogyakarta, Taman Satwa Taru Juurg Surakarta, Pura Besakih Bali, dan Taman Bantimurung Maros. Hingga 2020, Angkasa Pura I juga telah mengelola 15 bandara secara komersial di tengah dan timur Indonesia.
![]() |
Di sisi lain, Angkasa Pura I juga menjadi penunjang ketahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan membangun dan mengelola bandara. Dalam hal ini, bandara merupakan pintu gerbang masuk bagi kepentingan sosial politik negara serta merupakan bagian dari pertahanan negara. Sebagai penunjang bantuan tanggap darurat, bandara dijadikan Pemerintah dan TNI sebagai jalan masuk dan pangkalan dan pasokan bantuan.
Untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, Angkasa Pura I berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan bandara-bandara yang dikelolanya. Seperti proyek pengembangan terminal penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, yang akan diperluas menjadi 166.815 meter persegi sehingga dapat menampung 15 juta penumpang per tahun.
Pengembangan ini merupakan perluasan terminal eksisting 51.815 meter persegi dengan kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Selain itu, apron juga akan diperluas menjadi 385.346 meter persegi (kapasitas 53 parking stand) dari luasan eksisting yang hanya 185.500 meter persegi (kapasitas 42 parking stand).
Diketahui, proyek pengembangan ini sudah mulai dilakukan pekerjaan desain dan perluasan terminal 1 serta apron selatan-timur. Hingga awal Agustus 2020, progress pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar telah mencapai 49% dan ditargetkan dapat selesai pada Mei 2021.
Angkasa Pura I juga tengah mengembangkan Bandara Internasional Lombok Praya untuk mendukung pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika yang menjadi lokasi penyelenggaraan MotoGP 2021. Pengembangan yang dilakukan berupa perpanjangan landas pacu (runway) dari 2.750 meter menjadi 3.330 meter dan perluasan terminal menjadi 40 ribu meter persegi sehingga dapat menampung 7 juta penumpang per tahun. Hingga awal Agustus 2020, progres proyek pengembangan
Bandara Internasional Lombok mencapai 16% dengan target penyelesaian pada Februari 2021.
Sementara itu, untuk pengembangan Bandara Juanda Surabaya mencakup perluasan Terminal 1 beserta pembenahan interior dan fasilitas penunjangnya, overlay runway 10-28, rekonstruksi apron B Terminal 2, dan perluasan terminal kargo internasional. Perluasan Terminal I menjadi 91.700 meter persegi dari 62.700 meter persegi akan menambah kapasitas yang sebelumnya hanya 7 juta per tahun menjadi 13 juta penumpang per tahun. Hingga Juni 2020, progres perluasan Terminal I telah mencapai 92% dan ditargetkan dapat selesai 100% pada November 2020.
Angkasa Pura I juga mengembangkan Bandara Sam Ratulangi Manado melalui perluasan terminal penumpang menjadi 57.296 meter persegi dari 26.481 meter persegi. Hal ini dilakukan untuk mendukung pengembangan pariwisata Likupang sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas. Dengan perluasan ini maka kapasitas terminal tersebut meningkat menjadi 5,7 juta per tahun dibanding sebelumnya yang hanya 2,6 juta per tahun. Hingga awal Agustus 2020, progress pengembangan Bandara Sam
Ratulangi Manado telah mencapai 24% dan ditargetkan dapat selesai pada Desember 2020.
Sedangkan perluasan terminal penumpang Bandara El Tari Kupang telah selesai pada Mei 2020 lalu. Terminal penumpang Bandara El tari Kupang yang sebelumnya hanya dapat menampung 1 juta penumpang per tahun dengan luasan 7.642 meter persegi, kini kapasitasnya bertambah menjadi 2,8 juta penumpang per tahun dengan luasan sebesar 16.400 meter persegi.
"Pengembangan bandara-bandara Angkasa Pura I dilakukan untuk memperluas konektivitas dan meningkatkan kapasitas trafik angkutan udara di wilayah tengah dan timur Indonesia sehingga dapat mendukung arus wisatawan mancanegara ke berbagai wilayah di Indonesia. Pada akhirnya pengembangan juga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia," pungkas Faik.
(adv/adv)