Orang Tua Wafat Kena Corona, Warga China Gugat Pemerintah

Sky News, Fox News | CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2020 20:03 WIB
Seorang warga Wuhan, Zhao Lei (39), menuntut pemerintah China memberikan ganti rugi atas kegagalan menangani pandemi Covid-19.
Ilustrasi situasi Wuhan selepas pencabutan penguncian wilayah (lockdown). (AFP/HECTOR RETAMAL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang perempuan bernama Zhao Lei (39) yang tinggal di Wuhan, China, menuntut pemerintah untuk memberikan ganti rugi dan meminta maaf kepada masyarakat atas kegagalan menangani pandemi, setelah kehilangan ayahnya karena terinfeksi virus corona (Covid-19)

Hingga kini tercatat corona telah menewaskan 851.141 orang dan menginfeksi lebih dari 25,5 juta orang di dunia. Zhao mengatakan kepada Sky News bahwa ayahnya terjangkit virus mematikan tersebut pada akhir Januari.

Dia berusaha untuk mencari layanan kesehatan terdekat. Mamun, layanan darurat kota itu begitu kewalahan oleh melimpahnya orang yang terjangkit corona, sehingga tidak ada ambulans yang bisa membawa ayah Zhao ke rumah sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluarga Zhao pun terpaksa berjalan di cuaca Wuhan yang dingin saat itu sejauh enam mil atau kurang lebih sembilan kilometer. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seseorang yang hendak membantu pergi ke rumah sakit untuk mengantarkan sang ayah.

Akan tetapi, virus sudah terlanjur menyerang sang ayah dengan begitu hebat. Baru sampai di rumah sakit, ayah Zhao pun menghembuskan nafas terakhir karena kegagalan pada organ pernapasan.

Rasa kehilangan dan menderita akibat kematian sang Ayah kemudian mendorong Zhao untuk menuntut pemerintah.

"Saya pikir pemerintah menutupi beberapa fakta," katanya seperti dikutip dari Fox News, Rabu (3/9).

Ayah Zhao meninggal di saat China menerapkan penguncian wilayah (lockdown) di seluruh negeri. Kematian sang ayah mengejutkan dan mengguncang hari-hari Zhao.

"Saat itu, saya tercengang. Setelah itu, hati saya hancur, dan saya juga sangat marah," ungkap dia.

Sementara ribuan orang di Wuhan juga mengalami duka serupa dengan Zhao, hanya segelintir orang yang secara berani melakukan tekanan kepada pemerintah. Mayoritas warga takut kepada pemerintah.

Setelah Zhao melayangkan gugatan, polisi setempat diduga menekan sang ibu dan memberikan peringatan agar sang anak mencabut gugatannya dan tidak membicarakan pengalamannya secara terbuka.

Kendati begitu, Zhao tetap teguh dengan tuntutan yang dia layangkan. Dia kemudian berkata apa yang dilakukan polisi itu sebagai taktik intimidasi.

Zhao sama sekali tidak gentar dengan strategi itu. Dia pun siap membawa kasusnya ke pengadilan tertinggi Hubei di Provinsi Wuhan.

"Apa yang saya lakukan itu legal, yang saya katakan adalah fakta," ujarnya. "Aku tidak berbohong. Aku tidak mengarang rumor," ucapnya.

Dia pun percaya gugatan tersebut akan menang, dan dalam harap dia berkata agar saat bencana seperti corona hadir di lain waktu pemerintah bisa menyelamatkan lebih banyak orang.

Sementara itu, pemerintah China telah menjawab tudingan atas tidak becusnya mereka menangani pandemic corona dalam sebuah akun resmi.

"Partai Komunis China dan pemerintah China telah menangani epidemi sebagai prioritas utama, dan mengambil tindakan cepat."

"Sekretaris Jenderal Xi Jinping telah mengambil komando pribadi, merencanakan tanggapan, mengawasi situasi umum, dan bertindak tegas, menunjukkan jalan ke depan dalam perang melawan epidemi," imbuh pemerintah dalam pernyataannya.

(ndn/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER