Vaksin Corona dari China-UEA Diklaim Dapat Sertifikasi Halal

CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2020 09:31 WIB
BPOM mengklaim salah satu kandidat vaksin Covid-19 keluaran perusahaan China bersama UEA telah mendapat sertifikasi halal.
Ilustrasi vaksin corona. (iStockphoto/Manjurul)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengklaim salah satu kandidat vaksin corona yang akan diedarkan di Indonesia telah mendapatkan sertifikasi halal. Vaksin yang dimaksud yakni keluaran perusahaan China (Sinopharm) bersama Uni Emirat Arab (G42).

Vaksin Sinopharm-G42 juga diklaim telah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) oleh otoritas China.

"Kandidat vaksin Covid-19 ini telah mendapatkan Emergency Use Authorization dari Regulator Pengawas Obat Republik Rakyat Tiongkok (RRT), yaitu National Medicines Products Administration (NMPA) pada bulan Juli 2020 berdasarkan hasil uji klinik fase 1 dan 2 dan telah mendapatkan sertifikasi halal," kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito melalui keterangan tertulis, Selasa (1/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sinopharm sebelumnya telah melakukan uji klinis fase satu dan dua, kemudian uji klinis fase tiga akan dilakukan di UEA dengan total 22.000 peserta dari 119 kebangsaan yang tersebar di dunia, sehingga uji klinis bisa memberikan hasil yang valid.

"Pelaksanaan uji klinik tahap ketiga ditargetkan diikuti oleh 22.000 peserta dari 119 kebangsaan dengan melibatkan lebih dari 100 dokter dan tenaga farmasi, 1000 perawat dan petugas laboratorium. G-42 memandang keragaman populasi ini akan memberikan hasil uji klinik yang valid," ucap Penny.

Kepala  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito memberikan keterangan kepada pers di gedung aula BPOM, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016. BPOM menyita produk jadi makanan ringan bernama Bikini berjumlah 144 bungkus, 3.900 lembar kemasan, 15 bungkus bumbu, 40 bungkus bahan baku bihun dan peralatan produksi seperti kompor dan wajan berjumlah 5. CNN Indonesia/Djonet SugiartoKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito. (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)

Penny mengatakan pemerintah Indonesia telah mendapatkan komitmen UEA dalam penyediaan total 10 juta vaksin Covid-19 untuk Indonesia. Pengembangan vaksin ini juga bekerja sama oleh Kimia Farma.

"Menlu dan Menteri BUMN berkunjung ke Tiongkok dan UEA terkait kerja sama dalam pengembangan vaksin Covid-19, kunjungan tersebut berhasil mendapatkan komitmen UEA untuk menyediakan 10 juta vaksin untuk Indonesia, melalui kerja sama pengembangan antara perusahaan G-42 dengan Sinopharm dan Kimia Farma," kata Penny.

Vaksin Sinopharm-G42 dan Kimia Farma merupakan salah satu kandidat vaksin yang akan digunakan di Indonesia. Selain Sinopharm, ada dua kandidat vaksin lainnya yang akan digunakan, yakni vaksin Sinovac bekerja sama dengan PT Bio Farma, dan Genexine bekerja sama dengan PT Kalbe Farma.

Ketiganya merupakan kandidat vaksin hasil kerja sama internasional pemerintah Indonesia. Sedangkan di dalam negeri sendiri, Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman mengembangkan vaksin merah putih.

Infografis Fakta 3 Vaksin Corona Buatan China Incaran RIInfografis Fakta 3 Vaksin Corona Buatan China Incaran RI. (CNN Indonesia/Basith Subastian)

Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan pengadaan vaksin virus corona (Covid-19) tidak menjamin kehidupan masyarakat bakal kembali normal. Berdasarkan studi dan kondisi saat ini, kata Wiku, pasien sembuh dari corona juga berpeluang terjangkit kembali.

"Sampai dengan sekarang belum ada hasil yang mengatakan bahwa vaksin ini akan memberikan proteksi atau kekebalan selama berapa lama, dan ini semua sedang proses uji klinis di berbagai negara," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (1/9).

Wiku mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berupaya preventif dengan selalu mematuhi protokol kesehatan hingga periode waktu yang belum bisa ditentukan.

"Dan tentunya vaksin ini bukan satu-satunya cara untuk bisa melindungi masyarakat dalam beraktivitas sosial-ekonomi. Untuk itu proteksi pertama adalah pencegahan," jelasnya.

Dalam hal pengadaan vaksin, Presiden Joko Widodo menegaskan sudah ada komitmen pengadaan 20-30 juta vaksin corona pada akhir 2020. Vaksin tersebut sudah dalam bentuk produk jadi.

(mln/khr/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER