China Sebut Paspor Baru Taiwan Sebagai Trik

The Straits Times | CNN Indonesia
Kamis, 03 Sep 2020 19:40 WIB
Pemerintah China tetap menyatakanTaiwan adalah bagian dari wilayah kedaulatannya, dan perbuahan desain paspor hanya sebuah trik kecil.
Peluncuran desain baru paspor Taiwan. (Executive Yuan via AP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah China menanggapi desain paspor baru yang diluncurkan Taiwan pada Rabu (2/9) kemarin.

Dalam jumpa pers rutin pada Kamis (3/9), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan bahwa Partai Progresif Demokratik (DPP) Taiwan sedang "memainkan trik kecil" dengan melakukan perubahan desain paspor.

"Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari China, ini adalah kebenaran yang tidak akan berubah," ujar Hua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang diberitakan pada Rabu (2/9), Taiwan merilis desain baru di sampul paspornya dengan memperbesar kata "Taiwan" dan memperkecil tulisan "Republik China" dalam cetakan yang hampir tidak terlihat.

Dilansir The Straits Times, kata "Republik China" ditempatkan dalam lambang nasional dan dihiasi dengan huruf yang jauh lebih kecil. Jika dilihat sekilas, desain baru ini bahkan membuatnya luput dari perhatian.

"Paspor baru lebih mudah dikenali dan menekankan elemen Taiwan. Faktanya, dengan jelas untuk (menyampaikan) bahwa kami adalah orang Taiwan saat kami memiliki paspor," ujar Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen.

Rencananya, paspor baru Taiwan akan mulai digunakan pada Januari 2021 mendatang dan perubahan telah disetujui oleh badan legislatif.

Selain mengubah desain sampul, Taiwan juga melakukan perubahan nama untuk maskapai penerbangan andalannya, yakni China Airlines.

"Sampul baru menyimpan semua elemen yang sama... tapi kami telah menyoroti (kata) 'Taiwan' dalam bahasa Inggris dan memindahkannya lebih dekat dengan kata 'paspor', untuk memperjelas bahwa ini adalah paspor Taiwan," ujar Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, dalam konferensi pers kemarin.

Dia menambahkan Kementerian Luar Negeri Taiwan juga telah menyampaikan mengenai perubahan itu kepada Asosiasi Transportasi Udara Internasional, pemerintah asing, pihak bandara, maskapai penerbangan, serta otoritas imigrasi.

Perubahan ini disambut baik oleh masyarakat Taiwan, terutama bagi mereka yang pernah mengalami penundaan penerbangan di bandara karena kerancuan tulisan antara "Republik China" dan "Republik Rakyat China". Republik Rakyat China sendiri merupakan nama resmi dari negara China.

Seorang warga Taiwan bernama Wu Hsin-yen (29) mengenang pengalamannya ketika terbang ke Malaga dari Wina dengan maskapai Ryanair, yang mengharuskan penumpang melakukan check-in penerbangan secara langsung.

Saat itu, Wu dan teman-temannya menghabiskan waktu berdebat dengan petugas bandara. Dia dengan susah-payah menjelaskan bahwa warga Taiwan tidak memerlukan visa untuk memasuki negara Uni Eropa di bawah program pembebasan visa Schengen.

"Petugas bandara melihat paspor kami dan berkeras bahwa 'warga China perlu visa', saya terus menjelaskan bahwa kami adalah (warga) 'Republik China', bukan China," ujar Wu yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan suplemen nutrisi.

Saat kejadian itu, dia nyaris ketinggalan pesawat.

"Hari ini saya melihat banyak orang mengeluh secara daring tentang mengapa sampul baru tidak bisa memunculkan (tulisan) 'Taiwan' saja. Tapi saya pikir ini sudah jauh lebih nyaman bagi orang yang sering bepergian, dan saya memahami bahwa pemerintah berada di bawah tekanan dan tidak bisa segera menyingkirkan kata 'China'," tambahnya.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER