Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Minggu (6/9) kemarin. Mulai dari mantan Presiden Mali berobat ke UEA usai dikudeta hingga Topan Haishen melanda Jepang. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
Ibrahim Boubacar Keita, presiden Mali yang digulingkan oleh kudeta militer pada Agustus, dievakuasi Sabtu malam ke Uni Emirat Arab untuk perawatan medis.
Kesehatan pria berusia 75 tahun itu dipertanyakan sejak dia dirawat di rumah sakit setelah penahanannya selama 10 hari oleh junta militer yang sekarang berkuasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia meninggalkan Mali bersama istrinya, Aminata Maiga Keita, seorang atase, dua dokter dan empat ajudan.
Mengutip AP, pesawat itu diberangkatkan oleh Uni Emirat Arab menyusul permintaan dari otoritas Mali dan Keita, sehingga dia dapat dirawat di rumah sakit militer di Abu Dhabi.
Keita telah dipindahkan ke kediamannya awal pekan ini setelah dirawat di sebuah klinik swasta di bawah pengamanan ketat junta.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan 12 ribu pejabat partai di Pyongyang untuk membantu upaya pemulihan dua provinsi yang terdampak topan Maysak.
Diberitakan kantor berita Pemerintah Korut, topan Maysak telah menghancurkan lebih dari seribu rumah, fasilitas umum, serta tanah pertanian di Provinsi Hamgyung Utara dan Selatan.
Kim memeriksa kerusakan pada Sabtu (5/6) waktu setempat dan mengadakan pertemuan dengan para elit partai Komunis tentang upaya bantuan bencana. Dia juga dikabarkan memecat ketua komite partai di provinsi Hamgyong Selatan dalam pertemuan tersebut.
Dalam sebuah surat dua halaman yang ditulis tangan kepada para pejabat Partai Buruh di Pyongyang, Kim mengatakan sebanyak 12 ribu anggota partai yang menetap di ibu kota tersebut akan dikirim ke lokasi bencana.
Belasan ribu pejabat elit tersebut diperintahkan untuk mempercepat penanganan dampak topan Maysak sebelum musim liburan penting di Korea Utara tiba pada bulan depan.
"Kami tidak bisa membiarkan banyak orang di Provinsi Hamgyong Selatan dan Provinsi Hamgyong Utara yang baru mengalami kerusakan menghabiskan liburan mereka sebagai tunawisma," kata Kim dikutip dari AFP.
"Kerusakan itu merupakan 'situasi mendesak' yang perlu ditangani bahkan tanpa penundaan sesaat," imbuhnya.
Lebih dari 200 ribu penduduk Kyushu, Jepang, pada Minggu (6/9) diminta untuk mencari perlindungan di tempat penampungan menyusul ancaman terjangan Topan Haishen, menurut Badan Manajemen Kebakaran dan Bencana setempat.
Pemerintah telah menunjuk sekolah-sekolah dan pusat komunitas lokal untuk menjadi tempat penampungan. Tapi beberapa penduduk lebih memilih tinggal di hotel-hotel lokal untuk mengurangi risiko terinfeksi virus corona.
Dilansir AFP, Minggu (6/9), Topan Haishen membawa angin kencang dan hujan lebat ke wilayah Jepang selatan. Ahli Meteorologi memperingatkan begitu badai itu mendekati pulau-pulau yang berpenghuni, terjangannya cukup kuat untuk mematahkan tiang listrik dan membalikkan kendaraan.
Haishen dikategorikan sebagai topan "besar" dan "sangat kuat". Topan itu diperkirakan akan bergerak melalui wilayah Amami di pulau-pulau kecil dekat Kyushu yang memisahkan Samudera Pasifik dan Laut China Timur pada sore hari.
(ayp/ayp)