Takut Ditangkap, Dua Jurnalis Australia Kabur dari China

CNN Indonesia
Rabu, 09 Sep 2020 00:20 WIB
Dua jurnalis kewarganegaraan Australia Bill Birtles dan Michael Smith khawatir ditangkap dan dijadikan pion politik oleh China menyusul pembatasan visa terbaru.
Ilustrasi bendera Australia Lachlan. (Fearnley/Wikipedia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua jurnalis kewarganegaraan Australia Bill Birtles dan Michael Smith khawatir ditangkap dan dijadikan pion politik oleh China menyusul pembatasan visa terbaru yang dilakukan oleh Beijing kepada para pekerja media asing yang ada di sana, termasuk Australia. Mereka pun akhirnya melarikan diri keluar dari negara tersebut.  

Dikutip dari AFP, keluarnya mereka terjadi setelah beberapa hari perselisihan diplomatik rahasia antara Beijing dan Canberra, yang hubungannya sudah berada di titik terendah dalam beberapa dekade.

Untuk sampai ke Australia mereka sempat bersembunyi secara terpisah di kantor diplomat Australia di China selama beberapa hari sampai kesepakatan akhirnya tercapai untuk memungkinkan mereka pulang dengan selamat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai menanti, para jurnalis tersebut terbang keluar dari Shanghai Senin (7/9) malam didampingi oleh diplomat Australia dan berhasil mendarat di bandara Sydney pada hari Selasa (8/9).

Setiba di bandara mereka buka suara dan menjelaskan cobaan berat yang dimulai minggu lalu, ketika itu polisi melakukan penggerebekan pada tengah malam di rumah mereka. Rumah Birtlet di Beijing sedangkan Smith di Shanghai.

Petugas memberitahu bahwa mereka adalah bagian dari penyelidikan "keamanan nasional" yang tidak disebutkan namanya.

Petugas juga menjelaskan bahwa mereka dilarang meninggalkan negara itu dan akan menghadapi interogasi.

"Saya merasa seperti saya tiba-tiba, secara tidak sengaja, menjadi pion dalam semacam pergumulan diplomatik," kata Birtles.

Badan keamanan Beijing awal bulan ini telah menahan jurnalis Australia Cheng Lei yang bekerja untuk TV CGTN milik pemerintah China. Selain itu beberapa reporter media AS telah dicabut visanya dan terpaksa meninggalkan negara itu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan hal tersebut bentuk pelecehan. 

Sementara itu, James Curran, mantan analis intelijen dan penasihat perdana menteri Australia,  bahwa tindakan keras media dan fakta tidak ada media besar Australia yang sekarang terwakili di China hanya akan menghalangi pemahaman publik.

"Lensa yang akan digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang negeri ini akan semakin terselubung, jika tidak diblokir sama sekali," katanya.

(ndn/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER