Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dilaporkan sudah menjual rumah dinas duta besar AS di Tel Aviv, Israel, pada Selasa (8/9).
Keputusan ini ditengarai memperkuat langkah kontroversial terkait pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Lihat juga:Serbia Bakal Buka Kedubes di Yerusalem |
Dalam pengumumannya, kedutaan besar AS tidak mengidentifikasi pembeli atau mengungkapkan harga jual. Namun, media Israel mengatakan kompleks yang terletak di tepi pantai di kota Herzliya memiliki harga lebih dari US$80 juta atau sekitar Rp1,18 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembeli dipilih semata-mata atas dasar penawaran tertinggi dan yang terbaik. Pembeli yang dipilih dan penawar yang gagal menawar harga telah mendapat pemberitahuan," ujar pihak kedutaan seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (9/9).
Sebuah laporan dari surat kabar ekonomi Israel, Globes, mengidentifikasi sang pembeli. Dia adalah Raja Kasino AS, Sheldon Adelson, yang juga pendukung utama sekaligus pendukung keuangan Presiden Donald Trump.
Perwakilan Adelson tidak menanggapi permintaan komentar terkait konfirmasi atas pembelian properti itu.
Pemerintahan Trump memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 2018, tak lama setelah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman, memainkan peran utama dalam pemindahan kedutaan. Pihak kedutaan mengatakan kediaman resmi diperkirakan akan dikosongkan pada musim semi 2021.
Sebagian besar delegasi asing memiliki kedutaan besar di Tel Aviv karena status Yerusalem yang masih status quo.
Parlemen Israel, Mahkamah Agung, kediaman presiden, dan sebagian besar kementerian bermarkas di Yerusalem. Namun, Palestina mengklaim Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Yerusalem timur dianeksasi oleh Israel pada 1967, kemudian dianeksasi lagi lewat pembukaan kompleks pemukiman yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Lihat juga:Israel 'Diguyur' Hujan Ganja dari Langit |
Sementara itu, calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyebut keputusan pemerintahan Trump untuk memindahkan kedutaan sebagai upaya "picik dan sembrono". Namun, Biden mengatakan dia tidak akan memindahkannya kembali ke Tel Aviv jika terpilih sebagai presiden pada November mendatang.
(ans/ayp)