Menteri Israel Mundur Usai Rencana Lockdown Nasional

AFP | CNN Indonesia
Senin, 14 Sep 2020 03:50 WIB
Seorang menteri Israel menyatakan pengunduran diri usai keputusan lockdown nasional tiga pekan diambil.
Ilustrasi. Salah seorang menteri di Israel mundur usai keputusan lockdown nasional. (AP/Oded Balilty)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang menteri ultra-Ortodoks di pemerintahan Israel mengundurkan diri terkait keputusan lockdown (pengucian) nasional untuk mengurangi tingkat penularan virus corona di negara itu.

Berdasarkan penghitungan AFP, saat ini Israel tingkat penularan virus corona di Israel berdasarkan populasi, ada di urutan kedua di dunia setelah Bahrain.

Pengunduran diri itu dilakukan lantaran lockdown nasional ini bakal memengaruhi pelaksanaan sejumlah praktik keagamaan Yahudi di negara itu. Pasalnya, pelaksanaan lockdown diberlakukan beberapa jam sebelum dimulainya Tahun Baru Yahudi dan hari besar umat Yahudi, Hari Tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya lockdown akan diberlakukan pada Jumat (18/9) mendatang pukul 1100 GMT. Aturan lockdown ini membatasi jumlah orang yang bisa berkumpul dan bepergian, sehingga membuat umat Yahudi tak bisa berdoa di sinagog.

Yaakov Litzman mundur sebagai menteri perumahan sebagai protes atas tindakan pemerintah. Ia menganggap aturan ini mencegah orang Yahudi menghadiri sinagog selama perayaan Hari Tinggi dan Festival Rosh Hashanah dan Yom Kippur. Sebelumnya Litzman adalah mantan menteri kesehatan.

Penguncian nasional ini disebut Litzman sebagai "ketidakadilan dan pengabaian terhadap ratusan ribu warga, ultra-Ortodoks, religius dan tradisional," Minggu (13/9).

Lonjakan kasus corona Israel yang jadi salah satu negara terparah di dunia, mendorong kabinet untuk mengumumkan minggu lalu rencana penguncian nasional.

Aturan lockdown ini akan membuat sejumlah toko dan kegiatan yang tidak esensial untuk tutup. Selain itu, sekolah pun akan ditutup di seluruh negeri.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dia menyesali pengunduran diri Litzman, tetapi berjanji untuk terus melanjutkan langkah-langkah antisipasi tersebut.

"Kita harus bergerak maju dan mengambil keputusan yang diperlukan bagi negara Israel selama periode korona," ujarnya di awal rapat kabinet.

Pemerintah akan menutup atau secara serius membatasi kehadiran di sinagog dan tempat ibadah lainnya selama penutupan, diharapkan akan diberlakukan selama 14 hari pertama.

Israel awalnya dipuji secara luas karena berhasil menahan laju penyebaran virus corona setelah memberlakukan penguncian yang ketat pada bulan Maret.

Anak-anak kembali ke sekolah pada bulan Mei dan bisnis termasuk bar dan restoran dibuka kembali, bersama dengan tempat pesta pernikahan.

Hingga saat ini, Israel masih melarang pendatang asing memasuki wilayah itu. Meski demikian, penggunaan masker masih diwajibkan.

Namun, Israel kini mengalami lonjakan kasus penularan virus korona dalam beberapa minggu terakhir. Lebih dari 153.000 kasus telah terdaftar dengan 1.108 kematian, dari negara dengan populasi sembilan juta orang itu.

Pemerintah disalahkan dengan tuduhan terlalu cepat membuka kembali tempat bisnis. Selain itu, mereka juga mengeluh bantuan keuangan pemerintah tidak mencukupi sehingga warga terpaksa kembali bekerja sebelum waktunya.

Sebagian lain menyalahkan pembukaan kembali sekolah dan terkait peningkatan kapasitas pengujian di negara itu sehingga mendorong angka jumlah kasus Covid-19 positif.

Pemerintah Israel telah membagi kota dan kota berdasarkan tingkat infeksi menjadi empat kategori kode warna, yaitu hijau, kuning, oranye dan merah.

Awal bulan ini, 40 area "merah" diberlakukan jam malam, dengan pertemuan terbatas dan sekolah ditutup.

(eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER