Penasehat hukum tim kampanye calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Jenna Ellis, menyatakan akan mengambil langkah hukum atas pemberitaan yang menuduh kliennya melecehkan seorang model, Amy Dorris.
"Kami akan mempertimbangkan setiap cara hukum yang tersedia untuk meminta pertanggungjawaban The Guardian atas publikasi jahat dari cerita yang tidak berdasar ini," kata Jenna seperti dilansir NBC News, Jumat (18/9).
Menurut Jena, cerita tersebut sebagai bagian untuk menyerang Trump menjelang pemilihan presiden AS pada 3 November mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tuduhan itu sepenuhnya salah. Ini hanyalah satu lagi upaya menyedihkan untuk menyerang Presiden Trump tepat sebelum pemilihan," kata dia.
Dorris yang merupakan mantan model mengaku telah dilecehkan oleh Trump dengan cara diraba dan dicium secara paksa. Peristiwa itu dilaporkan terjadi pada 1997 silam.
Tuduhan terhadap calon presiden petahana dari Partai Republik itu hanya beberapa pekan menjelang pilpres AS.
Dorris mengatakan kepada surat kabar The Guardian bahwa Trump melakukan pelecehan seksual terhadapnya di ruang VIP saat turnamen tenis AS Terbuka di New York.
"Saya digenggam, dan tidak bisa melepaskannya," kata Doris seperti diwartakan AFP.
Dorris berusia 24 tahun ketika dugaan pelecehan itu terjadi. Sementara Trump saat itu berumur 51 tahun dan masih terikat pernikahan dengan istri keduanya, Marla Maples.
Dorris menunjukkan beberapa foto dia di perusahaan Trump. Beberapa orang menguatkan klaimnya, dan mengatakan dia memberi tahu mereka pada saat itu.
Saat ditanya mengapa dia berada di sekitar Trump, Dorris menjawab: "Itulah yang terjadi ketika traumatis, Anda tidak tahu harus berbuat apa."
Kuasa hukum Trump mengatakan kepada The Guardian bahwa pengakuan Dorris tidak dapat dipercaya dan akan ada saksi lain. Dia juga menduga tuduhan itu bisa bermotif politik, karena muncul beberapa pekan sebelum petahana itu menghadapi calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pemungutan suara pilpres AS.
Dorris yang saat ini berusia 48 tahun memutuskan mengungkapkan masalah ini untuk memberi contoh bagi putri kembarnya.
Ia diketahui pertama kali menceritakan kisahnya kepada The Guardian lebih dari setahun lalu, tetapi meminta surat kabar tersebut untuk tidak menerbitkannya.
Adapun Keputusan untuk mengizinkan The Guardian menerbitkannya belakangan ini karena Dorris tidak ingin Trump lolos begitu saja dari kesalahan yang telah dilakukannya.
(ndn/ayp)