Duta besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bngsa (PBB) Zhang Jun menyerang balik Amerika Serikat dengan menyebut jika mereka telah menciptakan cukup banyak masalah bagi dunia dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB).
Pernyataan Zhang disampaikan sebagai kecaman terhadap pidato Presiden Donald Trump yang menyebut 'virus China' merujuk pada virus corona.
"Saya harus mengatakan cukup, sudah cukup! Anda telah menciptakan cukup banyak masalah bagi dunia," kata Zhang dalam pertemuan DK PBB melalui konferensi pers yang dihadiri oleh beberapa kepala negara, Kamis (28/9)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AS memiliki hampir 7 juta kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 200 ribu kematian saat ini. Dengan teknologi dan sistem medis paling canggih di dunia, mengapa AS ternyata memiliki kasus dan kematian yang paling banyak yang dikonfirmasi?," tambahnya seperti mengutip AFP.
Zhang juga mengatakan jka AS yang seharusnya menjadi pihak untuk dimintai pertanggungjawaban terkait penganan buruk pandemi virus corona.
"Jika seseorang harus dimintai pertanggungjawaban, itu pasti beberapa politisi AS sendiri. AS harus memahami bahwa kekuatan besar harus berperilaku seperti kekuatan besar," ucapnya.
Ia juga mengatakan jika sat ini AS 'benar-benar terisolasi' yang didukung dengan antusias terhadap Rusia.
Duta Besar AS, Kelly Craft membuka pertemua dengan nada marah ketika merespons pernyataan Zhang.
"Anda tahu, masing-masing dari kalian memalukan. Saya heran dan saya muak dengan isi diskusi hari ini," kata Craft.
"Saya sebenarnya sangat malu dengan Dewan ini, anggota Dewan yang mengambil kesempatan ini untuk fokus pada dendam politik daripada masalah kritis yang ada. Ya ampun," tambahnya.
Para diplomat yang hadir dalam pertemuan tersebut mengaku bingung dengan nada bicara Craft yang kemudian meninggalkan pertemuan ketika duta besar China tengah berbicara.
Seorang diplomat yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, Craft 'sangat agresif' setelah sesi yang 'kurang lebih penuh dengan konsensus'.
Juru Bicara Majelis Umum, Brenden Varma, mengatakan China telah meminta untuk kembali menyampaikan pidato pada Selasa (28/9) depan untuk membalas pernyataan AS.
Sebelumnya lewat pidatonya di UNGA, Trump menuntut tindakan terhadap China karena menyebarkan "wabah" Covid-19 ke dunia. Sementara Presiden China, Xi Jinping, tidak dapat membalas Trump karena video pidato telah direkam sebelumnya untuk diputar di Sidang Umum secara virtual.