Dua anggota Partai Republik mengkritik performa petahana Donald Trump dalam debat perdana pemilihan presiden Amerika Serikat pada Selasa (29/9) malam waktu setempat.
Rick Santorum dan Scott Jennings sepakat menyebut sikap Trump justru menjauhkan percakapan dari masalah inti selama debat dengan Joe Biden. Bahkan, mereka mengatakan jika Trump kerap mengutarakan pernyataan yang menyinggung.
"Jika saya adalah seorang pejabat terpilih Partai Republik, jika saya adalah seseorang yang mencalonkan diri saat ini, saya akan sangat marah padanya.. Dia memanjakan dirinya sendiri," kata Santorum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, ucapan Trump dalam debat justru bisa mengurangi kredibilitasnya.
Namun ia meyakini jika Trump tetap memiliki pesan, kebijakan kemenangan, dan secara garis besar unggul jauh dari rivalnya dari Partai Demokrat, Joe Biden selama debat berlangsung.
"Kami tidak bisa menang dengan kampanye kanan-tengah jika kami memiliki seseorang yang sekeras Presiden dalam debat ini ... kepribadian Donald Trump menjadi liar malam ini," katanya.
Sementara itu, Jeanings berkata strategi Trump dalam melakukan debat tersebut berubah menjadi hanya berkesan menyerang. Ia juga mengecam pernyataan Trump yang dianggap tidak tegas soal mengutuk supremasi kulit putih.
"Dia (Trump) harus membereskan ini, menjernihkannya. Itu jawaban yang salah. Itu selalu jawaban yang salah. Ada jawaban benar yang jelas untuk pertanyaan-pertanyaan ini yang mana adalah, 'Siapapun yang melakukan kekerasan, kiri, kanan, putih, hitam, atas, bawah, jika Anda berada di kota dan Anda melakukan kekerasan dan Anda melakukannya atas nama supremasi kulit putih ... Anda," ucap Jeannings.
"Sama saja, kamu menyakiti Amerika. Jadi, pulanglah dan hentikan. Itu selalu menjadi jawaban yang benar. Itu selalu jelas dan fakta bahwa dia tidak bisa melihat ke kamera dan mengatakan itu adalah masalah," jelasnya.
Selama debat, Trump enggan mengutuk supremasi kulit putih di AS. Padahal seperti diketahui, hadirnya gerakan supremasi kulit putih mulai menyulut aksi kekerasan di berbagai kota.
Trump mengatakan bahwa kekerasan bukan disebabkan oleh kelompok tertentu.
"Apakah Anda siap untuk mengutuk supremasi kulit putih dan meminta mereka mundur selama demonstrasi yang sedang berlangsung di seluruh negeri," ucap moderator debat Chris Wallace ketika mengajukan pertanyaan ke Trump.
Merespons pertanyaan Wallace, Trump mengaku bersedia meminta mereka mundur tapi menegaskan bahwa kekerasan saat terjadi protes bukalah masalah yang disebabkan oleh kaum konservatif.
"Tentu, saya bersedia (memberi tahu mereka untuk mundur), tetapi saya akan mengatakan hampir semua yang saya lihat adalah dari sayap kiri, bukan dari sayap kanan. Saya bersedia melakukan apa saja. Saya ingin melihat perdamaian," kata Trump.
CNN telah melaporkan tentang bagaimana supremasi kulit putih menyamar sebagai kelompok Antifa melalui sebuah akun media sosial. Kelompok yang menyamar itu menyerukan kekerasan.
Sebelum diketahui akun tersebut dijalankan oleh supremasi kulit, Donald Trump Jr., putra Presiden, mengarahkan 2,8 juta pengikut Instagram-nya ke akun tersebut sebagai contoh betapa berbahayanya Antifa.
(ndn/cnn/evn)