Mike Pence, Wapres AS yang Selalu Jadi Tameng Trump

Calon wakil presiden petahana Amerika Serikat Mike Pence akan beradu gagasan dengan cawapres dari Partai Demokrat, Kamala Harris pada debat pilpres di Salt Lake City, pada Rabu malam (7/10) waktu lokal.
 
Michael Richard Pence lahir di Columbus, Indiana, pada 7 Juni 1959. Dia satu dari enam bersaudara dari pasangan Edward dan Nancy Pence.
 
Melansir situs resmi Gedung Putih, Pence memperoleh gelar sarjana dari Hanover College dalam bidang Sejarah pada 1981.
 
Dia kemudian memperoleh gelar Hukum dari Sekolah Hukum McKinley, Indiana University, pada 1986. Di kampus ini, Pence bertemu istrinya, Karen Pence.
 
Melansir Investopedia, Pence masuk ke praktik swasta sebelum bekerja untuk Indiana Policy Review Foundation dari 1991 hingga 1993.
 
Setelah kalah dalam dua pemilihan Kongres AS, Pence bergabung dalam program radio "The Mike Pence Show".
 
Pada tahun 2000 di usia 40 tahun, Pence memasuki Dewan Perwakilan Amerika Serikat. Rakyat Indiana Timur dan Tengah memilih Pence sebanyak enam kali untuk mewakili mereka di Kongres. Pence menjadi anggota Kongres selama 12 tahun.
 
Pence menggambarkan dirinya sebagai "seorang Kristen, Konservatif, dan Republikan".

Untuk memenuhi prinsip-prinsip konservatifnya, Pence bersedia menentang partainya sendiri. Salah satu contohnya adalah penentangannya terhadap Undang-Undang No Child Left Behind dari pemerintahan Bush.
 

Sikap konservatif garis keras ini membantunya memenangkan pemilihan kembali di Indiana sebanyak lima kali dari 2001 hingga 2013.
 
Pada 2013, Pence terpilih sebagai Gubernur Indiana ke-50. Selama menjabat, Pence memberlakukan pemotongan pajak pendapatan terbesar dalam sejarah Indiana dengan menurunkan tarif pajak pendapatan individu, pajak properti pribadi bisnis, dan pajak pendapatan perusahaan.
 
Kesuksesan memimpin Indiana dan catatan pengalamannya di legislatif dan eksekutif mendorong Presiden Donald Trump memilih Pence sebagai calon wakil presiden pada pemilu 2016. Keduanya terpilih sebagai pemimpin AS pada 8 November 2016 dan mulai menjabat pada 20 Januari 2017.
 
Seperti halnya Trump, Pence menentang amnesti bagi penduduk yang tidak berdokumen, mendukung peningkatan keamanan perbatasan, dan menginginkan penegakan hukum yang ketat untuk mencegah imigran tidak berdokumen bekerja di AS. Keduanya juga merupakan pendukung kuat Israel dan menentang aborsi.
 
Meski memiliki banyak kesamaan dengan Trump, namun Pence tercatat pernah menentang kebijakan Trump.

Saat itu, Trump sempat menyerukan larangan sementara terhadap imigrasi Muslim ke AS. Pence kemudian menulis di Twitter-nya bahwa dia tidak sepakat dengan larangan tersebut.
 
"Seruan untuk melarang Muslim memasuki AS adalah ofensif dan inkonstitusional," cuitnya kala itu.

Tameng Trump

Sebagai wakil presiden, Pence kerap diminta untuk mengatasi dampak dari pengambilan keputusan Trump yang berantakan dan bersifat memecah belah.

Sejak kampanye 2016, ia telah berfungsi seperti jembatan bagi Trump.

Diksi yang halus dan sikap rendah hati yang dibawa Pence ke peran itu diasah pada tahun 1990-an sebagai pembawa acara talk-radio konservatif di Indiana, ketika ia menyebut dirinya sendiri sebagai "Rush Limbaugh" di sebuah acara.

Seringkali pembelaan Pence terhadap Trump hanya membutuhkan sedikit kata. Contoh itu bisa terlihat pada 2016.

Saat itu muncul sebuah video "Access Hollywood" 2016 tentang Trump yang berbicara dengan istilah cabul mencengkeram alat kelamin wanita, terungkap hanya beberapa hari sebelum debat.

Pence dapat dengan segera memutarbalikkan semua kritik dan membuat publik simpati pada Trump.

Dia secara konsisten membela kebijakan presiden. Yang paling anyar dia membela Trump yang menggelar kampanye pilpres di Las Vegas bulan September tahun ini di tengah virus corona yang tengah berkecamuk di Negeri Paman Sam.

Kampanye tersebut mengundang ribuan orang. Para pendukung Trump saat itu tidak menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.

Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Pence memberikan pembelaannya. "Kita berada dalam tahun pemilihan," kata Pence kala itu.

"Tidak mengherankan, beberapa politik sedang dimainkan karena di Nevada bahwa gubernur benar-benar memastikan bahwa presiden ditolak akses ke tiga atau empat situs luar ruangan berbeda yang akan menjadi pilihan pertama kami," ucapnya.

Dia kemudian mengklaim berhasil menurunkan statistik corona di AS, mulai dari jumlah kasus, jumlah pasien yang dirawat, hingga angka kematian.

"Tapi lihat, kami memiliki kepercayaan diri saat kami terus mengalami penurunan kasus, rawat inap menurun, dan yang paling penting, kematian menurun saat kami membuka kembali, saat ekonomi kami kembali pulih, kami membuka sekolah kami lagi," ujarnya.