Kementerian Luar Negeri menyatakan perwakilan RI di Filipina sedang mendalami laporan penangkapan seorang perempuan Indonesia terkait dugaan perencanaan serangan bom bunuh diri di negara tersebut.
"KBRI di Manila dan KJRI di Davao masih dalam proses mengonfirmasi kebenaran berita ini dengan otoritas setempat (Filipina)," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah seperti dikutip dari Antara, Sabtu (10/10).
Seorang wanita Indonesia bernama Rezky Fantasya Rullie ditangkap militer Filipina pada Sabtu (10/10) terkait rencana serangan bom bunuh diri di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satuan Tugas Gabungan untuk wilayah yang bergolak Brigjen William Gonzales mengatakan Rezky merupakan janda militan Indonesia yang tewas di Sulu pada Agustus lalu
Ia juga meyakini Rezky merupakan putri dari dua pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 21 orang dalam serangan di katedral Katolik di Jolo awal tahun lalu.
"Kami telah mengejar pelaku bom bunuh diri teroris asing di Sulu setelah pemboman kembar kota Jolo (pada Agustus). Rullie adalah yang pertama dalam daftar kami sejak kami menerima laporan intelijen bahwa dia akan melakukan (a) bom bunuh diri," katanya seperti dikutip dari AFP, Sabtu (10/10).
Ia mengatakan selain menangkap Rezky, pihaknya juga menyita rompi yang dilengkapi dengan bom pipa bersama dengan komponen alat peledak rakitan lainnya dari rumah pulau Jolo.
Ia menambahkan kini Rullie ditahan bersama dengan dua wanita yang menikah dengan anggota Abu Sayyaf lainnya.
(antara/agt)