Dua ekonom asal Amerika Serikat (AS), Paul Milgrom dan Robert Wilson meraih Nobel Ekonomi 2020 setelah memperbaiki teori lelang komersial (auction theory). Keduanya menemukan format lelang baru, termasuk untuk barang dan jasa yang sulit ditawarkan secara tradisional seperti frekuensi radio.
Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia menilai temuan Migrom dan Wilson menguntungkan penjual, pembeli dan pembayar pajak di seluruh dunia.
"Lelang memengaruhi cara kita hidup sehari-hari. Terlebih, lelang semakin umum dan rumit dilakukan" ujar Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia dalam pernyataan yang dikutip dari AFP, Selasa (13/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada AFP, anggota dewan juri Peter Fredriksson mengungkapkan temuan Migrom dan Wilson "memberikan kita pemahaman yang lebih baik soal bagaimana kita merancang lelang."
Wilson mampu memperkenalkan format lelang yang memungkinkan barang yang tidak lazim dijual, seperti frekuensi radio, dapat dipasarkan.
Berdasarkan keterangan akademi, nilai umum dalam lelang sebelumnya tidak pasti.
"Namun, pada akhirnya, sama untuk setiap orang," jelas akademi.
Temuan Wilson. pada era 1960-an dan 1970-an, peserta lelang cenderung menawar suatu barang di bawah nilai semestinya. Pasalnya, mereka takut "kutukan pemenang" di mana pemenang membayar barang terlalu mahal.
Kemudian, Milgrom merumuskan teori lelang yang lebih umum dengan menganalisa strategi penawaran di sejumlah format lelang, dan mempublikasikan papernya sekitar tahun 1980.
Lalu, keduanya menggunakan teori mereka untuk menciptakan model lelang baru yang diterapkan oleh otoritas AS pada 1994 untuk menjual frekuensi radio kepada operator telekomunikasi. Format itu juga digunakan oleh pemerintah di seluruh dunia dalam memasarkan jaringan 5G.
Atas penghargaan tersebut, kedua ekonom akan berbagi hadiah senilai 10 juta krona Swedia atau sekitar Rp16,2 miliar.
Sebagai informasi, Nobel Ekonomi yang digagas oleh Bank Sentral Swedia pertama kali diberikan pada 1969. Tahun ini, penghargaan akan diberikan secara virtual karena pandemi virus corona.
(sfr)