Usai Minta Maaf ke Rakyat, Kim Jong-un ke Desa Dilanda Topan

CNN Indonesia
Rabu, 14 Okt 2020 18:00 WIB
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un melakukan kunjungan ke pedesaan yang dilanda topan beberapa waktu lalu
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un. (AFP/JORGE SILVA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un melakukan kunjungan ke pedesaan yang dilanda topan beberapa waktu lalu. Ini adalah aktivitas pertama Kim usai perayaan besar-besaran akhir pekan lalu, di mana saat itu dia meminta maaf kepada rakyatnya.

Dalam aktivitas publik pertamanya setelah perayaan tersebut, Kim memeriksa pekerjaan pemulihan di kawasan timur laut Komdok.

Melansir Associated Press, yang mengutip kantor berita Korea, KCNA, Komdok adalah wilayah paling parah terkena dampak topan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KCNA menyatakan unit militer yang dipesan oleh Kim telah menyelesaikan lebih dari 60 persen pembangunan untuk 2.300 tempat tinggal.

Foto-foto KCNA menunjukkan Kim, yang mengenakan setelan Mao, berjalan di jalur kereta api tua ditemani oleh para pejabat, dengan bangunan yang sedang dibangun terlihat di kejauhan.

Foto-foto lain menunjukkan Kim berbicara di dekat beberapa rumah dengan cat berwarna abu-abu ketika para pejabat dan perwira militer memperhatikan komentarnya.

Di Komdok, Kim berujar masih ada rumah yang dibangun lebih dari 50 tahun yang lalu dan pemerintahnya tidak mengetahui dengan baik kehidupan orang-orang yang tinggal di lingkungan dan tempat tinggal yang begitu memilukan.

Menurut KCNA, dia berkata "kita harus mencela diri sendiri dengan serius."

Selanjutnya, Kim menyatakan tentara akan bertanggung jawab untuk membangun rumah baru dan mengubah kawasan Komdok menjadi kota pertambangan kelas dunia.

Dia pun mengkritik lembaga perencanaan nasional yang katanya telah menjadi "sangat menghitung terjebak dalam kekalahan dan membuat keributan besar ketika target yang layak menjadi perhatian politik negara ditetapkan.

Dalam beberapa bulan terakhir, Kim semakin menunjukkan keterusterangan untuk mengakui kegagalan kebijakan dan masalah dalam pemerintahannya.

Langkah tersebut cukup langka, mengingat keluarganya selama ini menjadi subjek pemujaan yang intens bagi 25 juta penduduk.

Yang paling anyar dalam pidatonya untuk menandai ulang tahun ke-75 Partai Buruh yang pada akhir pekan, Kim melepas kacamata, lalu menyeka air mata.
Ia menyampaikan permintaan maaf atas kegagalan membawa negaranya melewati masa-masa sulit yang diperburuk oleh wabah virus corona.

"Orang-orang kami telah menaruh kepercayaan, setinggi langit, dan sedalam laut kepada saya, tapi saya gagal untuk selalu memenuhi itu dengan memuaskan. Saya sangat menyesal untuk itu," kata Kim, menurut terjemahan dari Korea Times.

Dilansir The Guardian, Senin (12/10), para analis menuturkan itu merupakan sebuah indikasi meningkatnya tekanan pada rezimnya dan Kim telah menggunakan sebagian besar pidato untuk bersimpati dengan rakyat Korea Utara.

Pidato tersebut dibumbui dengan kata-kata yang tidak menyenangkan seperti "tantangan berat, cobaan yang tak terhitung jumlahnya, dan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Korea Utara telah menyaksikan menurunnya perdagangan dengan China secara dramatis karena penutupan perbatasan sebagai tanggapan terhadap pandemi, meskipun Pyongyang bersikeras belum mencatat satu pun kasus Covid-19 di negaranya. China adalah mitra ekonomi terbesar Korut.

(ndn/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER