Ribuan orang menggelar aksi solidaritas menuntut keadilan atas pemenggalan guru sejarah di Prancis, Samuel Paty.
Samuel Paty diketahui dipenggal setelah menggunakan karikatur Nabi Muhammad dari Majalah Charlie Hebdo sebagai bahan ajarnya.
Melansir CNN, ribuan orang itu berkumpul di dan sekitar Place de la République Paris, Minggu (18/10) waktu setempat. Beberapa di antara mereka memegang tanda yang menunjukkan halaman depan Charlie Hebdo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara yang lain mengibarkan plakat bertuliskan, "Tidak untuk Islamisasi" dan "Nazi melukai leher kami." Wali Kota Paris Anne Hidalgo, Perdana Menteri Jean Castex dan politisi lainnya ikut serta dalam protes tersebut.
Seorang guru kebutuhan khusus yang bekerja di wilayah Paris mengatakan kepada CNN bahwa dia bergabung dalam aksi tersebut karena terkejut dengan kasus pembunuhan itu.
"Kita semua harus hidup bersama dan belajar hidup bersama, dan setiap orang harus menghormati keyakinan setiap orang," kata dia.
Kejadian penyerangan terhadap sang guru terjadi pada Jumat (16/10). Pelakunya ialah Abdoullakh Abouyezidovitch, seorang remaja berusia 18 tahun yang merupakan pendatang dari Chechnya.
Setelah melakukan penyerangan, Abouyezidovitch mengatakan di akun Twitternya bahwa "telah mengeksekusi salah satu anjing neraka".
Berdasarkan informasi yang ada, dia bertanya lebih dulu kepada para siswa sepulang sekolah untuk mengetahui keberadaan sang korban.
Jaksa anti-teroris Jean-François Ricard mengungkapkan bahwa Abouyezidovitch mendekati para siswa terlebih dulu. Ia kemudian meminta para siswa untuk menunjukkan Paty sebelum menyerang sang guru dalam perjalanan pulang.
Paty telah secara rutin menggelar pelajaran seputar karikatur Charlie Hebdo selama menjadi guru.
Nordine Chaouadi, orang tua salah satu murid di sekolah tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa Paty mengambil tindakan untuk menghindari singgungan remaja Muslim di kelasnya.
"Hanya untuk mengajarkan mereka. Atas dasar kebaikan, dia (Paty) harus menunjukkan karikatur nabi Islam dan hanya berkata kepada anak-anak Muslim: 'Pergilah, aku tidak ingin itu melukai perasaanmu.' Itu yang dikatakan anakku," katanya.
Polisi telah menangkap sembilan tersangka lain terkait kasus itu, termasuk kakek, orang tua dan saudara pelaku yang berusia 17 tahun.
Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer mengatakan Paty dibunuh "karena mengajar kelas yang berkaitan dengan salah satu pilar demokrasi, kebebasan berekspresi."
"Samuel Paty mewujudkan aset Republik kami yang paling mulia: sekolahnya. Dia dibunuh secara pengecut oleh musuh kebebasan. Kami akan bersatu, tegas dan tegas," tulis Blanquer dalam sebuah tweet.
(ndn/dea)