Pelaku pemenggalan seorang guru sejarah di Prancis adalah remaja berusia 18 tahun yang merupakan pendatang dari Chechnya.
Seperti dilansir Associated Press, Sabtu (17/10), aparat juga menangkap sembilan tersangka lain dalam kejadian itu, termasuk kakek, orang tua dan saudara pelaku yang berusia 17 tahun.
Korban yang merupakan guru sejarah, Samuel Paty, dibunuh di kota kecil Conflans-Sainte-Honorine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku yang membawa pisau dan pistol mainan ditembak mati oleh polisi. Sebab, dia menolak menyerah dan sempat melepaskan tembakan peluru plastik ke arah polisi.
Pemicunya adalah dia sempat menggelar diskusi tentang karikatur Nabi Muhammad S.A.W., di dalam kelas. Sejumlah orang tua pelajar lantas protes terhadap Paty sebab Nabi Muhammad S.A.W., adalah figur sakral dan tidak bisa digambarkan dengan karikatur.
Sumber kepolisian mengungkapkan Paty menerima ancaman setelah membuka diskusi itu.
"Guru itu diancam setelah membuka diskusi 'untuk berdebat' tentang kartun (Nabi Muhammad) sekitar 10 hari lalu," ujar pejabat kepolisian yang namanya tidak disebut karena tidak berwenang untuk membahas investigasi yang sedang berlangsung.
Penyelidik Prancis membuka investigasi dugaan terorisme di dalam kejadian tersebut.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, datang ke lokasi usai kejadian dan menyebut kejadian itu sebagai serangan teror.
"Salah satu rekan kita dibunuh hari ini karena apa yang dia ajarkan, kebebasan berpendapat, dan kebebasan untuk meyakini dan tidak meyakini," kata Macron.
Sejumlah penduduk Chechnya pindah ke Prancis setelah wilayah itu dilanda peperangan akibat pemberontakan sebanyak dua kali pada 1990-an dan awal 2000.
Di Prancis, sejumlah pendatang dari Chechnya mendirikan kelompok geng dan terlibat aksi pengaturan skor.
(ayp/ayp)