KILAS INTERNASIONAL

Dukungan WHO untuk RI sampai Ribut Diplomat China-Taiwan

CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2020 06:47 WIB
Dukungan WHO soal vaksin untuk Indonesia sampai pertengkaran diplomat China dan Taiwan.
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Fabrice COFFRINI / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Senin (19/10) kemarin. Mulai dari dukungan WHO soal vaksin untuk Indonesia sampai pertengkaran diplomat China dan Taiwan. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.


1. Cuit Bahasa Indonesia, Dirjen WHO Apresiasi RI soal Vaksin

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengapresiasi Indonesia yang berupaya menangani pandemi Covid-19 dengan bergabung dalam Access to COVID-19 Tools Accelerator' ACT-Accelerator Facilitation Council dan mendukung fasilitas COVAX. Menariknya apresiasi itu disampaikan dalam bahasa Indonesia melalui cuitannya di media sosial.

"Saya berdiskusi dengan @Menlu_RI [Bendera Indonesia] Retno Marsudi dan Menteri BUMN @erickthohir mengenai #COVID19. Saya berterima kasih atas komitmen mereka untuk mengakhiri pandemi ini dengan bekerjasama dengan @WHO dan partner multilateral lainnya. Solidaritas!" tulis Tedros dalam kicauannya di Twitter pada Sabtu (17/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

COVAX adalah mekanisme yang dirancang WHO agar menjamin ketersediaan vaksin Covid-19 untuk seluruh dunia secara cepat, adil, dan setimpal. Lebih dari 75 negara yang tergabung di dalamnya bakal membiayai vaksin dari anggaran keuangan masing-masing untuk diberikan kepada 90 negara berpenghasilan rendah dari COVAX Advance Market Commitment (AMC) Gavi.

COVAX adalah mekanisme yang dirancang WHO agar menjamin ketersediaan vaksin Covid-19 untuk seluruh dunia secara cepat, adil, dan setimpal. Lebih dari 75 negara yang tergabung di dalamnya bakal membiayai vaksin dari anggaran keuangan masing-masing untuk diberikan kepada 90 negara berpenghasilan rendah dari COVAX Advance Market Commitment (AMC) Gavi.

[Gambas:Video CNN]


2. Arab Saudi Kembali Izinkan Jemaah Salat di Masjidil Haram

Arab Saudi pada Minggu (18/10) kembali mengizinkan warga setempat dan penduduk kerajaan salat di Masjidil Haram, Mekah setelah tujuh bulan ditutup akibat pembatasan virus corona.

Jemaah diizinkan beribadah di Masjidil Haram dengan tetap mengikuti protokol kesehatan seperti mengenakan masker.

"Warga telah menunaikan salat subuh di Masjidil Haram hari ini karena (pihak berwenang) mulai melaksanakan dimulainya kembali tahap kedua umrah secara bertahap," lapor kantor berita resmi Saudi Press Agency.

Awal bulan ini, Arab Saudi mengizinkan hingga 6.000 warga dan penduduk setempat per hari untuk menunaikan umrah setelah ditangguhkan pada Maret karena pandemi Covid-19.

Dilansir AFP, di bawah pelonggaran tahap kedua yang dimulai pada Minggu, jumlah jemaah umrah telah meningkat menjadi 15 ribu orang per hari dan maksimal 40 ribu orang. Jumlah tersebut termasuk akan diizinkan melakukan salat harian di masjid.

Kemudian di bawah pelonggaran tahap ketiga pada 1 November mendatang, jemaah dari luar negeri akan kembali diizinkan menunaikan umrah. Batas jemaah juga akan dinaikkan menjadi 20 ribu orang dengan total 60 ribu jemaah yang diperbolehkan.

[Gambas:Video CNN]


3. Diplomat Taiwan dan China di Fiji Berkelahi


Taiwan menyatakan diplomatnya terlibat bentrokan fisik dengan dua diplomat China dalam sebuah acara di negara Kepulauan Pasifik, Fiji.

Taiwan menyebut diplomat China memaksa masuk ke dalam acara yang digelar kantor perwakilan Taiwan di Suva, Fiji pada (8/10) lalu.

Kementerian Luar Negeri Taipei mengungkapkan saat itu kantor perwakilannya mengadakan pesta di ibu kota Fiji, Suva, untuk merayakan Hari Nasional Taiwan di Grand Pacific Hotel.

Kemudian dua diplomat dari kedutaan China di Fiji tiba-tiba datang dan mulai mengambil foto para tamu. Ketika diminta pergi, dua diplomat itu lantas menghajar seorang diplomat Taiwan hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

"Kami mengutuk keras tindakan staf kedutaan besar China di Fiji karena secara serius melanggar aturan hukum dan kode etik yang beradab," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Joanne Ou, Senin (19/10).

Dilansir AFP, Ou menambahkan kantor perwakilan Taiwan telah menyerahkan bukti ke Kementerian Luar Negeri Fiji dan polisi setempat, serta mengajukan protes ke kedutaan China.

Seorang juru bicara polisi Fiji mengatakan penyelidikan terhadap insiden tersebut sedang berlangsung dan pihaknya sudah bekerja dengan Kemlu Fiji.

Dia menolak memberikan rincian lebih lanjut dan Kemlu Fiji juga tidak menanggapi permintaan komentar.

(ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER