Amerika Serikat mendorong Arab Saudi melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Permintaan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.
Pompeo mengatakan jika perjanjian normalisasi Arab Saudi-Israel terlaksana maka akan berkontribusi besar untuk keamanan kawasan.
"Perjanjian itu berkontribusi besar pada tujuan bersama kami untuk perdamaian dan keamanan regional," ucap Pompeo dilansir dari AFP, Kamis (15/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka mencerminkan dinamika yang berubah di kawasan, di mana negara-negara dengan tepat mengakui perlunya kerja sama kawasan untuk melawan pengaruh Iran dan menghasilkan kemakmuran," tutur dia.
Lebih lanjut, Pompeo menyampaikan ucapan terima kasih atas kontribusi Arab Saudi atas normalisasi yang sudah terjadi antara Israel-UEA-Bahrain yang dinamai perjanjian Abraham Accords.
"Kami berharap Arab Saudi akan mempertimbangkan untuk menormalisasi hubungannya juga. Kami ingin berterima kasih kepada mereka atas bantuan yang mereka miliki dalam menyukseskan Abraham Accords sejauh ini," kata Pompeo.
Selain itu Pompeo mengatakan Amerika Serikat mendukung program penjualan senjata ke Arab Saudi. Ia mengatakan upaya itu membantu negeri tersebut untuk melindungi warganya dan mempertahankan kerja sama.
Bersamaan dengan misi AS di Jeddah dan Dhahran, Amerika Serikat kata Pompeo telah menghabiskan lebih dari 1 miliar dolar AS untuk pembangunan diplomatik di kerajaan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyoroti normalisasi negara-negara Arab dengan Israel. Ia menyebut sebagai hal besar yang pernah terjadi.
Bulan lalu, Trump berkata bahwa dia juga mengharapkan Arab Saudi akan mengakui Israel suatu saat nanti.
Terkait tawaran dari AS untuk normalisasi hubungan dengan Israel, kerajaan Arab Saudi telah memberikan pernyataan tegas bahwa kemerdekaan Palestina menjadi syarat utama.
Seperti dikutip dari Arab News, sidang kabinet Arab Saudi yang digelar Selasa (15/9) menyatakan mendukung semua upaya untuk mencapai kemerdekaan Palestina.
"Memungkinkan rakyat Palestina untuk mendirikan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota."
Selain Arab Saudi ada juga Qatar yang telah menolak normalisasi hubungan dengan Israel. Asisten Menteri Luar Negeri Qatar, Lolwah Alkhater, mengatakan bahwa mereka tidak mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, dan tetap mendukung kemerdekaan Palestina.
Setidaknya, hingga negara Zionis itu menyelesaikan konfliknya dengan Palestina.
"Kami tidak berpikir bahwa normalisasi adalah inti dari konflik ini dan karenanya tidak bisa menjadi jawabannya. Inti dari konflik ini adalah tentang kondisi drastis yang dialami Palestina 'sebagai orang tanpa negara, hidup di bawah pendudukan'," terang Alkhater, seperti dikutip The Hill, Selasa (15/9).
(dea/ndn/dea)