Jejak Kedekatan Indonesia dan UEA

CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2020 12:57 WIB
Indonesia dan Uni Emirat Arab membina hubungan dan kerja sama erat di berbagai sektor.
Putra Mahkota Abu Dhabi (UEA), Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, dan Presiden Joko Widodo. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hubungan bilateral antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia selama ini sayup-sayup terdengar.

Akan tetapi, kedua negara ternyata membina hubungan erat. Hal itu terlihat setelah UEA memutuskan menyematkan nama Presiden Joko Widodo menjadi nama sebuah jalan di Abu Dhabi, pada Senin (19/10) kemarin.

Penamaan tersebut merupakan bentuk penghormatan pemerintah UEA kepada Jokowi dalam memajukan hubungan bilateral antara kedua belah pihak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RI dan UEA tercatat beberapa kali melakukan kesepakatan bilateral, mulai dari investasi hingga pengadaan vaksin virus corona. Berikut catatan kerja sama antara kedua negara.


Investasi UEA di Sovereign Wealth Fund (SWF)

Pada awal 2020, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan UEA akan memberikan kontribusi lebih besar bagi proyek pembentukan lembaga pengelola dana abadi Indonesia atau SWF.

Kontribusi dari negara Timur Tengah itu disebut-sebut akan mengalahkan Amerika Serikat dan Jepang yang juga tertarik pada SWF tanah air.

Tak lama setelah kabar tersebut beredar, Indonesia dan UEA secara resmi menandatangani 16 kesepakatan pada Minggu, 12 Januari.

Kesepakatan itu terdiri dari lima perjanjian kerja sama antara kedua pemerintah dan sebelas lainnya antara pelaku usaha di kedua negara.

Presiden Joko Widodo mengapresiasi kemajuan yang signifikan dalam hubungan kerja sama antara Indonesia dan UEA. Hal ini diungkap saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Mohamed bin Zayed, di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan di Abu Dhabi, UEA, 12 Januari lalu.

"Saya sangat sambut baik, hari ini 16 perjanjian kerja sama dapat dilakukan," kata Presiden Jokowi kala itu.

Ada pun perjanjian kerja sama tersebut terdiri atas lima perjanjian antar pemerintah di bidang keagamaan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme.

Selain itu, terdapat pula sebelas perjanjian bisnis di bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset dengan estimasi total nilai investasi sebesar US$22,89 miliar atau sekitar Rp314,9 triliun.

Tercatat ada sekitar sebelas kerja sama yang ditandatangani dan disaksikan langsung baik oleh Presiden Jokowi mau pun Putra Mahkota UEA, Mohammed Bin Zayed.

Bantuan medis Covid-19 dari UEA untuk Indonesia

Saat pandemi virus corona melanda, UEA turut mengirimkan 20 ton peralatan medis untuk membantu Indonesia menangani penyebaran virus di dalam negeri.

Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem Al-Dhaher, menuturkan puluhan ton alat medis itu telah dikirimkan menggunakan pesawat dari Abu Dhabi dan tiba di Jakarta pada Selasa, 28 April pagi.

"Bantuan ini mencerminkan dedikasi UEA sebagai anggota aktif komunitas internasional dalam membantu memerangi pandemi ini. Bantuan hari ini merupakan yang paling besar jika dibandingkan dengan bantuan UEA yang telah diberikan ke negara lain," kata Al-Dhaher dalam jumpa pers virtual serah terima bantuan di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Berdasarkan data Kedubes UEA di Jakarta, negara tersebut telah mengirimkan lebih dari 314 ton bantuan ke 27 negara. Selain mengirim bantuan, UEA juga telah mendukung lebih dari 314 ribu tenaga medis di berbagai negara.

"Meskipun semua negara sedang menghadapi kondisi sulit, kami tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada sesama. UEA dan Indonesia memiliki hubungan yang erat. Kami berharap bahwa kita dapat bersama mencegah penyebaran virus tersebut," kata Al-Dhaher.

Bantuan Vaksin Covid-19 dari UEA

Tak hanya memberikan pengadaan bantuan hal alat medis, UEA juga menyatakan akan membantu menyediakan vaksin virus corona bagi Indonesia. Kabar tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi pada Agustus lalu.

Dia mengatakan vaksin tersebut akan tersedia sebanyak 10 juta dosis di Indonesia pada 2020. Ketersediaan vaksin ini melalui kesepakatan dengan G42.

G42 merupakan sebuah perusahaan di bidang teknologi kesehatan yang berbasis di Abu Dhabi, UEA.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER