Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Amerika Serikat, Yousef Al-Otaiba, mengklaim negaranya telah menetapkan Israel menunda rencana pencaplokan di Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur, dan Lembah Yordania untuk waktu yang lama.
Surat kabar Israel, Maariv, melaporkan penundaan itu diklaim Al-Otaiba sudah disepakati sebelum Israel dan UEA menandatangani perjanjian normalisasi.
Al-Otaiba menjelaskan bahwa Abu Dhabi juga menetapkan jangka waktu penundaan aneksasi yang tidak boleh diumumkan.
"Saya yakin bahwa aneksasi tidak akan dibahas untuk waktu yang lama, dan ini adalah kesepakatan yang kami capai dengan Israel, dan kami menjelaskan kepada AS bahwa kami ingin menyembunyikan jangka waktu yang telah kami sepakati," ujar Al-Otaiba seperti dikutip Middle East Monitor, Senin (28/9).
Dia menambahkan dalam waktu dekat, Israel akan segera melihat manfaat dari perjanjian normalisasi, tapi aneksasi bukanlah salah satu di antaranya.
"Setelah sekitar satu minggu dari perjanjian, kami melihat bahwa 80 persen warga Israel mendukung, meskipun itu mengorbankan rencana aneksasi," ucapnya.
Tak hanya itu, Al-Otaiba juga mengkritik respons Palestina dalam menanggapi normalisasi.
"Sungguh ironis bahwa Palestina merasa dikhianati setelah penandatanganan. Padahal sebenarnya mereka harus bahagia karena inilah yang mencegah aneksasi," ucap Al-Otaiba.
Pada 13 Agustus, Presiden Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai antara UEA dan Israel yang ditengahi oleh Washington.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, para penentang percaya upaya normalisasi sudah dimulai selama bertahun-tahun, karena pejabat Israel diketahui melakukan kunjungan resmi ke UEA dan menghadiri konferensi di negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara Yahudi tersebut.
Abu Dhabi mengatakan kesepakatan itu adalah upaya untuk mencegah rencana aneksasi Tel Aviv di Tepi Barat yang diduduki.
Tapi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membantah argumen tersebut. Dia mengatakan pencaplokan masih mungkin terjadi dan dia hanya menundanya.
Senada dengan Netanyahu, Rabu lalu, Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman, mengatakan kepada Jerusalem Post bahwa penundaan rencana aneksasi Israel bukan diartikan sebagai bentuk pembatalan.