Mantan presiden Bolivia yang diasingkan Evo Morales mengisyaratkan niat untuk kembali ke Bolivia setelah kawan sekaligus pewaris ideologi kirinya, Luis Arce menang pemilihan presiden.
Arce adalah mantan menteri ekonomi di bawah Morales. Ia mengklaim kemenangan dalam pemilihan hari Minggu (18/10) lalu setelah jajak pendapat menunjukkan kemenangan telak atas Carlos Mesa.
Banyak perhatian sekarang terfokus pada Morales, yang kekuasaan otoriternya selama 14 tahun meninggalkan rasa pahit bagi banyak orang Bolivia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keinginan besar saya adalah kembali ke Bolivia dan memasuki wilayah saya. Ini masalah waktu," kata Morales.
"Cepat atau lambat kami akan kembali ke Bolivia, itu tidak diperdebatkan," ujarnya dalam konferensi pers di Buenos Aires.
Morales mengundurkan diri pada 10 November setelah kehilangan dukungan angkatan bersenjata di tengah krisis yang menewaskan 36 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Digagalkan dalam upayanya untuk mengamankan masa jabatan keempat, ia awalnya melarikan diri ke Meksiko, ia kemudian menetap di negara tetangga Argentina setelah kemenangan pemilihan umum sayap kiri Alberto Fernandez di sana.
Morales berterima kasih kepada Fernandez dan Presiden Meksiko Manuel Andres Lopez Obrador atas dukungan mereka.
Dia juga memuji pesan ucapan selamat dari para pemimpin sayap kiri lainnya, Nicolas Maduro dari Venezuela dan mantan presiden Uruguay Jose Mujic.
Morales mengatakan dia bahkan telah menerima telepon dari Paus Fransiskus Argentina pada hari Senin.
Kemenangan Arce mendapat sambutan dari beberapa pejabat luar negeri. Salah satunya adalah Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez.
Ia memuji keberhasilan Arce dengan menyebutnya sebagai "kemenangan rakyat" yang akan "mengembalikan keadilan dan kesejahteraan kepada rakyat Bolivia yang bersaudara. Viva Evo!"
Mesa angkat suara perihal kemenangan Arce. Ia mengatakan margin kemenangan 20 poin Arce "sangat kuat dan sangat jelas."
"Terserah kita, sebagaimana layaknya kita yang percaya pada demokrasi untuk mengakui bahwa telah ada pemenang dalam pemilihan ini," kata Mesa dilansir dari Associated Press, Selasa (20/10).
Exit Poll mengungkapkan 52 persen suara telah diberikan warga Bolivia kepada Arce, dengan Mesa mengumpulkan hanya 31,5 persen. Prediksi yang menaikkan dia akan memaksa putaran kedua putaran kedua pada November.
Survei pemungutan suara swasta menunjukkan Arce menang dengan selisih yang sama. Hasil resmi diperkirakan akan memakan waktu berhari-hari.
Arce mengatakan kemenangannya adalah "kembali ke demokrasi" untuk negara Amerika Selatan yang terpecah.
"Kami telah memulihkan demokrasi dan kami akan mendapatkan kembali stabilitas dan perdamaian sosial," ujarnya.
Kemenangan Arce akan mengakhiri kepresidenan sementara selama setahun dari konservatif Jeanine Anez. Dia menarik diri dari pencalonan sebulan lalu ketika kritik meningkat atas penanganan terhadap pandemi virus corona.
Selain itu, pemerintahnya dituduh melakukan intimidasi terhadap pendukung partai MAS dan rekan Morales.
(ndn/dea)