Bahas Kartun Nabi dengan Murid, Guru di Belgia Dinonaktifkan

CNN Indonesia
Sabtu, 31 Okt 2020 02:26 WIB
Seorang guru di Belgia membicarakan kartun Nabi Muhammad dengan murid yang masih berusia 10-11 tahun.
Ilustrasi (niekverlaan/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang guru di Molenbeek, Brussel, Belgia dinonaktifkan usai menggunakan karikatur Nabi Muhammad dalam kegiatan diskusi bersama murid usia 10-11 tahun. Guru itu tak boleh mengajar untuk sementara.

Mengutip AFP, guru tersebut menggunakan karikatur Nabi Muhammad saat membicarakan kematian guru di Prancis bernama Samuel Paty. Samuel Paty sendiri dipenggal seorang pemuda tak lama usai membahas kartun Nabi Muhammad pada 17 Oktober lalu.

"Keputusan kami didasari pada fakta bahwa ini adalah gambar yang tidak senonoh. Kami akan mengambil keputusan serupa jika gambar yang digunakan bukan Nabi Muhammad," tutur Juru Bicara Wali Kota Molenbeek, Belgia, mengutip AFP, Jumat (30/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah kota setempat mengambil keputusan itu juga setelah mendapat laporan dari orang tua murid. Setelah dipertimbangkan matang, guru yang bersangkutan dinonaktifkan sementara.

"Dua-tiga orang tua mengeluhkan hal itu," kata Juru Bicara Wali Kota Molenbeek.

Diketahui, kartun Nabi Muhammad terbitan Charlie Hebdo menjadi sorotan dunia. Selain karena dinilai tidak patut, sudah terjadi pula pembunuhan di Prancis yang difaktori karikatur tersebut.

Salah seorang guru di Prancis bernama Samuel Paty, misalnya, dibunuh oleh seorang pemuda pada 17 Oktober lalu. Samuel Paty dipenggal tak lama setelah membicarakan kartun Nabi Muhammad.

Presiden Emmanuel Macron lalu angkat suara. Dia berbela sungkawa namun tetap tak melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad.

Sikap Macron tersebut membuat pimpinan negara Islam meradang. Macron banjir kritik dan kecaman. Bahkan sejumlah negara Islam memboikot produk asal Prancis.

Lalu pada Kamis (29/10), kembali terjadi penyerangan di Prancis. Kali ini di dekat Gereja Notre Dame Basilica yang berlokasi di Nice.

Pelaku yang merupakan imigran Tunisia membunuh tiga orang dengan pisau yang dibawanya. Salah satu korban dipenggal.

Presiden Macron lalu menyatakan bahwa negaranya tengah diserang oleh kegilaan teroris Islam. PBB, Uni Eropa serta negara-negara lain turut berbela sungkawa atas penyerangan tersebut.

"Sekali lagi, pagi ini, tiga warga kami menjadi korban di Nice dan sangat jelas bahwa Prancis sedang diserang," kata Macron mengutip CNN, Kamis (29/10).

(afp/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER