Cawapres AS Kamala Harris Sering jadi Sasaran Misinformasi

CNN Indonesia
Selasa, 03 Nov 2020 19:21 WIB
Data yang dirilis perusahaan intelijen media mencatat cawapres Kamala Harris lebih sering menjadi sasaran misinfromasi dibandingkan rivalnya, Mike Pence.
Cawapres AS Mike Pence dan Kamala Harris. (Foto: MANDEL NGAN and Eric BARADAT / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah laporan yang dirilis perusahaan intelijen media, Zignal Labs mencatat bahwa calon wakil presiden Kamala Harris lebih sering menjadi sasaran misinformasi daring dibanding rivalnya, Mike Pence.

Misinformasi mengenai Harris yang beredar di media sosial menyebut ia sebagai sosok rasis. Perempuan imigran keturunan Jamaika dan India itu juga kerap disebut berbohong soal warisan kulit hitam yang melekat pada dirinya.

"Narasi yang terkait dengan Kamala Harris lebih menekankan pada identitas pribadinya, terutama sebagai wanita kulit berwarna," kata Kepala Wawasan di Zignal Labs, Jennifer Granston dilansir dari Associated Press.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zignal Labs mengidentifikasi lebih dari satu juta mention menggunakan tagar atau istilah terkait dengan misinformasi mengenai Harris di Twitter sejak Juni lalu. Diantara misinformasi yang beredar, ada cek fakta untuk memerangi kebohongan, namun jumlahnya cenderung sedikit.

Menurut temuan Zignal, hampir 300 ribu dari tagar yang menyebut nama Harris menyinggung kelayakannya sebagai wapres. Klaim misinformasi yang beredar secara daring telah ditemukan sejak Januari 2019 saat Harris mengumumkan untuk maju mencalonkan diri sebagai presiden.

Misinformasi terkait hal itu mendapat dorongan besar lagi pada bulan Agustus. Saat itu Presiden Donald Trump menyinggung Harris soal pencalonan dirinya.

Akta kelahiran Harris menunjukkan bahwa dia lahir pada tanggal 20 Oktober 1964 di Oakland, California, membuatnya memenuhi syarat untuk maju sebagai wakil presiden atau presiden AS.

Granston mengungkapkan obrolan di media sosial menyangkut kelayakan Harris ditolak setelah 'dikalahkan' oleh cek fakta dari sejumlah kantor berit ayang membantah kabar palsu yang beredar.

Isu latar belakang ras Harris membuat percakapan seputar pencalonan dirinya menjadi cawapres lebih ramai di media sosial dibandingkan kampanye 2016 lalu.

Sejak Juli hingga Oktober, nama Harris dan rivalnya dari Partai Republik, Mike Pence jika diakumulasikan telah dicuitkan hampir 48 juta kali di Twitter. Sementara Pence atau senator Virginia Tim Kaine hanya disebutkan sebanyak 12 juta kali.

Misinformasi menyumbang kurang dari 1 persen pembicaraan di Twitter ketika Pence dan Kaine mencalonkan diri pada 2016.

Hal yang sama berlaku untuk Pence tahun ini, dengan sebagian besar klaim menyesatkan di sekitarnya berpusat pada gagasan bahwa ia mendukung terapi konversi gay, yang telah berulang kali ia lakukan.

Namun Zignal Labs menemukan informasi yang salah seputar Harris lebih sering terjadi, dengan membuat lebih dari 4 persen percakapan di Twitter.

Seorang rekan di Wilson Center, Nina Jankowicz menyatakan penyebutan misinformasi itu sebagian besar didorong oleh narasi seksis atau rasis yang telah beredar di internet seputar Harris.

Seperti diketahui Harris merupakan wanita keturunan kulit hitam dan India pertama yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden.

Infografis Fakta-fakta Pemilu ASFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Infografis Fakta-fakta Pemilu AS

Beberapa dari publikasi di media sosial tersebut mendorong gagasan bahwa Harris, seorang senator California yang menggunakan hubungan asmara untuk memajukan kariernya.

Narasi itu mendapatkan popularitas dengan tagar #HeelsUpHarris, yang digunakan secara teratur oleh influencer konservatif yang memiliki jutaan pengikut. Zignal Labs menemukan hampir 350 ribu mention di Twitter menggunakan tagar atau istilah yang terkait dengan narasi tersebut.

Jankowicz telah mengidentifikasi lusinan meme yang beredar di Facebook, Twitter, dan Instagram yang menambahkan foto Harris ke gambar pekerja seks atau menggunakan hinaan seksis untuk menggambarkannya.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa dalam debat wakil presiden yang dihelat 7 Oktober lalu, hashtag yang menggunakan istilah seksual atau kekerasan untuk Harris meroket di platform media sosial pinggiran seperti Parler sebesar 631 persen dan 4chan sebesar 1.078 persen.

"Berkali-kali ketika kita melihat narasi ini digunakan terhadap perempuan dalam kehidupan publik, itu dimaksudkan untuk mengambil perempuan yang kuat dan dihormati dan menjatuhkan mereka beberapa kali," kata Jankowicz.

(ndn/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER