Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Senin (2/11). Mulai dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyebut Presiden Turki memperlihatkan sikap berperang sampai Pangeran William positif Covid-19. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menunjukkan rasa hormat dan tidak berbohong.
Macron juga menganggap Turki menunjukkan sikap berperang terhadap sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Prancis dan Turki merupakan sama-sama anggota NATO.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Turki memiliki sikap permusuhan terhadap sekutu NATO," katanya dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera yang disiarkan Sabtu (31/10) seperti dikutip dari AFP.
Dalam kesempatan itu, Macron juga menyinggung intervensi Turki di Suriah, Libya dan Mediterania.
Dia menyebut intervensi Turki di Suriah sebagai sesuatu yang mengejutkan. Macron menilai campur tangan Turki di negara itu merupakan agresi bagi sekutu NATO.
Kata dia, Ankara tidak menghormati embargo senjata di Libya, serta menunjukkan sikap sangat agresif di Mediterania timur.
Al-Qaida mengancam Presiden Prancis Emmanuel Macron akibat komentarnya terkait Islam dan menyebut tindakan pembunuhan kepada pelaku penghina Nabi Muhammad adalah hak umat Muslim.
"Membunuh siapa pun yang menghina Nabi adalah hak dari setiap dan semua Muslim," tulis pernyataan kelompok tersebut dengan nama akronim AQMI.
"Boikot adalah sebuah kewajiban, namun itu tidaklah cukup," lanjut pernyataan Al Qaida.
Diberitakan AFP, kelompok jihadis itu turut mengancam akan membalas komentar Macron yang menyinggung agama Islam.
Mereka juga menyebut Macron sebagai Presiden Prancis yang "muda dan tidak berpengalaman dan berotak kecil" serta menyebut dia sengaja "menyinggung Nabi".
Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya memberikan komentar soal agama Islam dan membela penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo atas nama kebebasan berpendapat.
Pada Jumat (23/10), Macron mengatakan Islam adalah "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia". Pernyataan ini ia keluarkan pasca insiden pemenggalan guru sejarah, Samuel Paty, oleh Abdoullakh Abouyezidovitch (18). Insiden dipicu pembahasan kartun Nabi Muhammad di kelasnya.
Pangeran William dilaporkan sempat dinyatakan positif virus corona pada bulan April.
Seperti dikutip dari Guardian, seorang sumber di Istana Buckingham mengatakan kepada BBC bahwa Duke of Cambridge mengidap Covid-19 bulan itu.
Laporan ini pertama kali dimuat The Sun. William disebut merahasiakan hal itu karena dia tidak ingin membuat siapa pun khawatir.
Saat dihubungi pada Minggu (1/11), Istana Kensington menolak berkomentar tetapi tidak menyangkal.
Menurut The Sun, William mengaku tidak memberi tahu siapa pun tentang hasil tes positif karena suatu alasan. "Ada hal-hal penting yang terjadi dan saya tidak ingin membuat siapa pun khawatir."
Surat kabar itu menyebut William dirawat oleh dokter Istana dan mengikuti protokol pemerintah dengan mengisolasi diri. Pangeran menjalani isolasi di rumah keluarga, Anmer Hall, di Norfolk.
(ayp/ayp)