Pertempuran sengit dilaporkan pecah di wilayah Tigray, Ethiopia Rabu (4/11) waktu setempat. Ethiopia dilaporkan terancam perang saudara.
Perang terjadi usai Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menuding pemerintah daerah Tigray menjadi dalang penghancuran sebuah markas militer. Markas tersebut hancur dan sang PM langsung memberlakukan keadaan darurat di Tigray.
Melansir Associated Press pada Kamis (5/11), sebuah pernyataan di saluran TV lokal, Tigray TV menuduh pemerintah federal mengerahkan militer untuk "memaksa rakyat tunduk secara paksa."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abiy mengumumkan beberapa orang tewas dalam serangan di Mekele, ibu kota wilayah Tigray utara, dan kota Dansha. Abiy mengatakan bahwa militer akan melakukan operasi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang di Tigray.
Saluran internet dan komunikasi di Tigray juga telah diputus. Keadaan darurat akan berlangsung hingga enam bulan.
TPLF mendominasi militer dan koalisi pemerintahan Ethiopia sebelum Abiy menjabat pada 2018 dan mengumumkan reformasi politik besar-besaran yang membuatnya memenangkan Nobel tahun lalu.
Reformasi tersebut, bagaimanapun, membuka ruang bagi keluhan etnis dan lainnya. TPLF merasa terpinggirkan oleh pergantian kekuasaan, dan meninggalkan koalisi tahun lalu.
Pejabat Tigray keberatan dengan penundaan pemilihan nasional Ethiopia karena pandemi Covid-19, yang memperpanjang masa jabatan Abiy.
Bulan September kemarin wilayah tersebut mengadakan pemilihan yang menentang pemerintah federal. Bulan lalu, pemerintah federal semakin membuat marah TPLF dengan mengalihkan dana untuk Tigray ke pemerintah lokal, bukan ke pemerintah daerah.
Sebelumnya pemimpin Tigray, Debretsion Gebremichael juga memperingatkan bahwa konflik berdarah dapat meletus.
(ndn/dea)