China Ungkap Alasan Belum Mau Beri Selamat ke Joe Biden

CNN Indonesia
Senin, 09 Nov 2020 19:42 WIB
China mengungkapkan alasan mengapa Presiden Xi Jinping belum memberi selamat kepada Joe Biden sebagai presiden terpilih Amerika Serikat.
Ilustrasi bendera China. (istockphoto/blackred)
Jakarta, CNN Indonesia --

China mengungkapkan alasan mengapa Presiden Xi Jinping belum memberi selamat kepada Joe Biden sebagai presiden terpilih Amerika Serikat.

China mengatakan hasil pemungutan suara PIlpres AS 2020 masih belum ditentukan.


Tiongkok bersama sejumlah negara besar termasuk Rusia dan Meksiko masih belum memberi ucapan selamat kepada Biden. Beijing mengatakan pihaknya telah "memperhatikan bahwa Biden menyatakan dirinya adalah pemenang pilpres".
 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Pemahaman kami adalah bahwa hasil pemilihan akan ditentukan sesuai dengan hukum dan prosedur AS," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin kepada pers pada briefing reguler, Senin (9/11).
 
"Kami berharap pemerintah AS yang baru dapat bertemu dengan China," ujarnya seperti dikutp dari AFP.
 
AS di bawah pemerintahan Trump ditandai dengan perang dagang dan hubungan yang semakin dingin dengan China. Dua negara adidaya itu telah berselisih di berbagai bidang, dengan AS menuduh China atas pandemi Covid-19 hingga catatan hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong.
 


Meski banyak para pemimpin negara telah memberikan selamat kepada Biden-Harris, tapi Presiden Donald Trump tampaknya belum menyerah dan telah menyerukan beberapa gugatan hukum.
 
Namun sejumlah pengamat sebelumnya menilai China akan lebih senang jika Trump kembali memenangkan pilpres.

Kemenangan Trump dianggap justru sangat menguntungkan bagi China. Karena kepemimpinan AS di bawah Trump dinilai akan menurunkan persaingan negara adidaya tersebut.

Presiden China Xi Jinping diketahui tengah berusaha untuk memperkuat kebangkitan Tiongkok sebagai negara adidaya.

Menurut pengamat, Beijing khawatir karena Biden kemungkinan akan memperbarui kepemimpinan Amerika di bidang hak asasi manusia, menekan China pada masalah Uighur, Tibet, dan kebebasan di Hong Kong.

"Biden kemungkinan akan lebih tangguh daripada Trump dalam masalah hak asasi manusia di Xinjiang dan Tibet," kata pengamat politik dan hubungan internasional Universitas Bucknell Zhu Zhiqun.

Trump sendiri menolak mengakui kekalahan dan menuduh Demokrat memperoleh kemenangan dengan jalur curang.
 
"Sejak kapan Lamestream Media menentukan siapa presiden kita selanjutnya?," cuit Trump di Twitter pada Minggu (8/11).

(ans/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER