Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer asal AS dan BioNTech asal Jerman, yang diklaim 90 persen efektif digunakan, memberi harapan baru. Namun, Biden mengingatkan perang melawan pandemi Covid-19 masih panjang.
"Saya mengucapkan selamat kepada wanita dan pria brilian yang membantu menghasilkan terobosan ini dan memberi kami harapan seperti itu," kata Biden dikutip dari AFP, Senin (9/11).
"Pada saat yang sama, penting juga untuk memahami bahwa akhir dari pertempuran melawan Covid-19 masih beberapa bulan lagi," ujarnya, sembari menambahkan pentingnya penggunaan masker.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden sendiri telah membentuk tim tanggap penanganan pandemi Covid-19. Ia menyebut tim bentukannya yang dipimpin para ilmuwan tersebut berencana untuk memprioritaskan vaksin Covid-19 sejak awal.
Dewan penasihat akan dipimpin oleh tiga ketua bersama: ahli epidemiologi dan mantan komisaris Federal Drug Administration (FDA), David Kessler; mantan ahli bedah umum, Vivek Murthy; dan profesor kesehatan masyarakat Yale, Marcella Nunez-Smith.
Selain itu, dewan tersebut akan memiliki 10 anggota, mulai dari ahli imunologi dan ahli epidemiologi hingga ahli biodefense dan pejabat kesehatan masyarakat terkemuka. Salah satu anggotanya adalah Rick Bright, ahli virologi yang dicopot pemerintahan Presiden Donald Trump pada April 2020 dari jabatannya sebagai kepala Otoritas Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis (BARDA), badan yang bertugas mengembangkan vaksin.
Biden mengatakan dewan akan membantu membentuk langkah pihaknya menghadapi lonjakan kasus di AS serta memastikan vaksin yang aman didistribusikan secara efisien, hingga menciptakan cetak biru yang akan mulai ia terapkan pada hari pertama masa kepresidenannya.
Biden dan Wakil Presiden terpilih AS Kamala Harris akan menerima pengarahan penanganan virus Covid-19 di Wilmington, Delaware dari tim penasihat mereka. Ia kemudian akan memberikan sambutan tentang penanganan virus corona dan pemulihan ekonomi.
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan lebih dari 237.000 orang tewas di AS, jumlah kematian terburuk secara global. Menurut data Universitas Johns Hopkins, jumlah kasus baru AS telah mencapai 100.000 dalam 24 jam selama beberapa hari ini Total kasus Covid-19 di AS mendekati 10 juta orang.
Sebelumnya, vaksin Covid-19 hasil kolaborasi antara Pfizer dan BioNTech diklaim 90 persen efektif mencegah Covid-19 dalam uji klinis tahap 3 yang masih berlangsung.
Menurut ahli, perlindungan pada pasien didapat 28 hari setelah dosis pertama dan tujuh hari setelah penyuntikan kedua dari dua dosis dan tak ada efek samping.
Berdasarkan temuan awal, perlindungan vaksin pada pasien mencapai tujuh hari setelah dosis kedua, dan 28 hari setelah dosis pertama. Perusahaan tersebut berharap dapat memasok hingga 50 juta dosis vaksin secara global pada tahun ini, dan hingga 1,3 miliar dosis pada 2021.
(fra/afp/fra)