Anggaran Minim, Badan PBB di Palestina Harapkan Bantuan Biden

CNN Indonesia
Rabu, 11 Nov 2020 01:22 WIB
Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan kekurangan dana, dan terancam tidak bisa membayar gaji staf hingga Desember.
Ilustrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden. Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan kekurangan dana, dan terancam tidak bisa membayar gaji staf hingga Desember, dan berharap bantuan dari Biden. (AFP/ANGELA WEISS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membantu pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan mereka kekurangan dana, dan terancam tidak bisa membayar gaji para staf setempat hingga Desember.

Mereka berharap uluran tangan dari Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, supaya kembali menambah jumlah sumbangan yang dipangkas oleh Presiden Donald Trump.

UNRWA itu menyatakan mereka kesulitan keuangan akibat pemotongan sumbangan yang diberlakukan oleh Trump pada 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum pemotongan dana yang dilakukan Trump, AS setiap tahunnya memberikan uang bantuan sebesar US$300 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun bagi UNRWA.

Juru Bicara UNRWA, Tamara Alrifai, mengatakan kekurangan dana pada 2019 ditambal oleh sumbangan dari beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait.

Lebih lanjut ia mengungkapkan baik Uni Eropa (UE) dan masing-masing negara Eropa, terutama Jerman, juga membantu menutup kekurangan anggaran pada tahun itu.

"Tahun ini dukungan keuangan berkurang," kata Alrifai dilansir dari Al-Monitor, Selasa (10/11).

Alrifai mencatat bahwa kondisi mereka semakin tertekan akibat pandemi virus corona, karena negara-negara pendonor utama turut menghadapi tekanan keuangan.

"Badan ini perlu mengumpulkan US$70 juta pada akhir bulan jika ingin membayar gaji penuh untuk bulan November dan Desember," kata pernyataan UNRWA.

Dengan kurangnya dana, sekitar 28.000 staff UNWRA yang tersebar di Yordania, Libanon, Tepi Barat yang diduduki Israel, Yerusalem timur, dan Jalur Gaza terancam tidak bisa mendapat gaji bulan November dan Desember tahun ini.

Israel telah mengkritik UNRWA sebelum pemilihan Trump. Israel beralasan kehadiran organisasi itu tidak lagi diperlukan dalam beberapa dekade belakangan, utamanya setelah konflik Israel pada tahun 1948 yang memicu sekitar 750.000 warga Palestina mengungsi.

Negara Zionis itu juga mengkritik aturan di mana warga Palestina dapat menurunkan status pengungsi kepada anak-anak mereka.

Setelah menjabat pada 2017, pemerintahan Trump yang sangat pro-Israel mulai sering mengkritik badan tersebut, sebelum sumbangan pada tahun berikutnya.

Mengenai kemungkinan dampak dari kemenangan pemilihan Biden atas organisasi tempatnya bekerja, Alrifai mengatakan UNRWA sangat optimis AS akan melanjutkan dukungannya.

Ditanya apakah badan tersebut telah menerima janji khusus dari pemerintahan AS yang akan datang, Alrifai mengatakan, "Kami telah terlibat sangat dekat dengan tim kampanye Biden dan mereka memahami keunikan UNRWA untuk stabilitas kawasan."

Dalam situs kampanye Biden tertuang janji untuk memulihkan "bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina", tetapi tidak secara langsung menyebut apakah bantuan itu ditujukan kepada UNRWA.

Didirikan pada tahun 1949, UNRWA melakukan program bantuan kemanusiaan di Palestina seperti membangun dan menjalankan sekolah, menyediakan layanan kesehatan serta bantuan kemanusiaan lainnya kepada sekitar 5,7 juta warga Palestina dengan status pengungsi.

(ndn/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER